Mulut mu, harimau mu. Itulah pepatah yang sering diucapkan. Berbeda dengan senjata yang hanya bisa melukai fisik, mulut bisa melukai hati seseorang. Benar adanya lidah lebih tajam dari pedang. Karena lidah bisa membunuh karakter seseorang. Bukankah kita sudah sering mendengar peringatan untuk menjaga lisan?
Benar, masing-masing orang itu berbeda. Ada yang mulutnya otomatis ceplas-ceplos, kayak kendaraan gak ada rem, ngegas melulu. Tanpa sadar sering melukai perasaan orang, tapi selalu meminta maaf setelah mereka menyadari kesalahannya.
Ada lagi, orang yang sadar mulutnya melukai banyak orang, tapi malah menyalahkan orang yang disakitinya. "Lu nya aja yang kebaperan, mulut gue emang gini". Jika seseorang merasa sakit hati dengan ucapan kita, sebaiknya langsung minta maaf. Jangan angkuh, malah menyalahkan orang tersebut terlalu baper.
"Dimana bumi dipijak, di situ langit ku junjung dong. Sekarang lu di tempat yang mulutnya kayak gini, lu harus tahan dong. Makannya jangan kebaperan jadi orang". Kesel gak kalo ada yang ngomong kayak gitu? Alhasil, rasa sakit dipendam sendiri. Terus ngadunya sama Yang Maha Kuasa.
Semakin diem seseorang, harusnya kita semakin jaga lisan kita. Karena kita gak tau, bisa jadi perkataan kita udah ngelukai perasaan dia. Diem-diem, dia curhat sama Yang Maha Kuasa. Hati-hati melukai perasaan orang yang diam, karena kita gak pernah tau, apa yang dia ceritakan sama Tuhannya tentang kita.
Sejatinya manusia diciptakan memang punya perasaan. Ketika manusia sakit hati dengan suatu hal, misalnya lisan, itu wajar. Makannya ada perintah untuk menjaga lisan, bukan perintah supaya jangan baper terhadap lisan orang.
🙏 Maaf kalau ada yang tersinggung. Postingan ini cuma secuil selfreminder, untuk diri sendiri. Semoga temen-temen lain juga bisa menemukan manfaat dari postingan ini.
Nb: Gambarnya dibuat pakai aplikasi Canva untuk android. Bisa download di Playstore, free. Bisa buka di web juga, https://www.canva.com | bukan promosi