Merdeka? Wich one?

Secara defacto kita telah Merdeka, namun sama-sama kita ketahui secara dejure kita masih "dijajah".

Selama masih ada rakyat yang belum sejahtera, penguasaan asing yang merajalela, dan penegakan hukum yang tak merata, maka Merdeka hanya sebatas kata dan seremonial belaka.

Sebagian menjadikannya tawa, semangat membara dalam momen yang seharusnya penuh suka cita. Tapi banyak yang menangis dalam tawa, menjerit di keputusasaan, terbelenggu oleh suasana yang diciptakan.

Tidakkah mereka memikirkan rakyatnya? Saya yakin pasti mereka lakukan. Hanya saja kemana dan untuk apa pikiran itu diaplikasikan. Yang jelas SDA negeri ini semua dikeruk, memperkaya negara lain.


Photo facebook

Dan pemerintah kita rela berhutang untuk "membangun" negeri ini, katanya...asal mau kerja, uangnya ada.

Merdeka?!
Sekali Merdeka, ya Merdeka.

Mari kita doakan para pemimpin dan pengambil kebijakan negeri kita, semoga dibukakan akal sehatnya, aamiin...

Untungnya semua itu tidak terjadi di Indonesia, tapi di negeri parawayang, dalam novel yang tak terkarang.

Merdeka!!


Thanks for Your Times

Wish U All the Best on steemit.com

Best Regards @aidi
Aidi Bugak

H2
H3
H4
3 columns
2 columns
1 column
Join the conversation now