Kenikmatan Alami dan Kegersangan Sejati

Dua hari yang lalu saya berkesempatan mengikuti pelatihan tentang pemanfaatan lahan perkebunan dan kayu secara bertanggung jawab. Acara dilaksanakan pada tanggal 18 s.d 20 Juli di Kotamadya Langsa. Selama tiga hari dibekali berbagai pemahaman tentang tata cara dan mekanisme pemanfaatan lahan perkebunan dan kawasan hutan secara bertanggung jawab. Harus di akui selama tiga hari tersebut tidak mungkin pemahaman tentang pemanfaatan lingkungan secara bertanggung jawab dapat dipahami secara tuntas. Bahkan saya tidak ada rencana untuk berbagi tentang materi-materi dalam pelatihan tersebut.

image

Saya khawatir ke-tidak-tuntasan saya dalam memahami materi tersebut akan berdampak tidak baik nantinya bagi pembacaan, itupun kalau ada yang membaca, hehehe. Namun dalam tulisan ini saya hanya ingin menggambarkan kegersangan perkebunan sawit dengan kesejukan dalam kawasan hutan yang alami. Pengalaman ini saya dapatkan setelah melakuan kajian lapangan terhadap salah-satu perusahaan sawit yang ada di Kabupaten Aceh Timur.

Saat saya dan teman-teman berada dalam kawasan perkebunan sawit tersebut kegersangannya sangat tersa. Sedemikian banyak pepohonan (sawit) yang ada di lokasi itu, namun tidak sedikitpun nuansa-nuansa alami terasa. Hanyalah kergersangan yang menjadi teman setia dalam perkebunan tersebut. Air sangat susah untuk didapatkan, kalaupun ada hampir bisa dipastikan kualitasnya sangat buruk; kuning bercampur dengan lumpur menjadi ciri khasnya.

image

Tentu kondisi dan nuansa alam di perkebunan tersebut jauh berbeda dengan kondisi dan nuansa alam yang di Gunung salak. Gunung salak, yang berada di Kabupaten Aceh penuh dengan kesejukan. Nuansa alami dan keindahan alam menjadi ciri khas yang tidak bisa dilupakan oleh setiap pengunjungnya. Tingkat keanekaragaman hayati (falura dan fauna) menjadi kawasan hutan yang memilki Nilai Konservasi Tinggi. Maka pantas bagi mereka (mafia hutan) akan merasa ngiler bila milihat kondisi tersebut.

Penting bagi semua komponen (pemerintah, masyarakat, stakeholder dan pemerhati lingkungan) untuk menyadari akan pentingnya menjaga kelestarian hutan di kawasan gunung salak. Kalaupun mau dilakukan pengelolaan hutan dalam kawasan tersebut lakukanlah dengan tetap mempertimbangkan kelestarian hutan atau secara bertanggung jawab. Kalau tidak maka jangan khawatir dalam waktu dekat kegersangan seperti yang pernah kami rasakan disalah-satu perkebunan sawit yang di Aceh Timur akan dengan senang hati menemani kita semua saat berada di lokasi gunung salak.

image

H2
H3
H4
3 columns
2 columns
1 column
Join the conversation now
Logo
Center