Surat Cinta Kepada Steem: Kau Mengalihkan Duniaku

Dear, Steem.

Rindu adalah rasa yang tak dipaksa, pun tak bisa dieja. Ia muncul bukan tiba-tiba. Hadirnya tersebab timbal balik dari sebuah rasa saling suka, atau salah satu yang teramat mengagumi. Apa kabar, Steem? Aku rindu.

Aku masih mengingat ketika perkenalan kita dulu, di bulan Januari. Masih seperti sekarang, saat hujan selalu menghiasi bumi, meramaikan kehidupan.

Dan jujur dari mulai pertama kali, aku sudah merasakan ada yang berbeda dari dirimu. Tak dapat dibenbung, benih-benih cinta mulai membuncah, memendar di setiap masa dan asa, aku tak bisa berhenti memikirkanmu. Kau mengalihkan duniaku.

Steem, walaupun kita selalu bertemu hampir di setiap hari, entah mengapa rasa rindu selalu saja mengendap di hatiku. Apakah mungkin ini tandanya aku terlalu cinta padamu, Steem?

Dalam gerak maupun diam, dalam resah ataupun tenang, sedih, bahagia, gundah, hitam, putih, aku tak bisa berhenti memikirkanmu. Ini tentang cintaku, padamu, yang selalu jadi semangat hidupku. Dirimu, mengisi seluruh ruang kegelisahanku.

Kau taburkan cinta
Kau hadirkan kisah indah
Dan aku mencintaimu

Biarkan aku untuk bertahan. Izinkan aku untuk selalu di dekatmu. Ku tak ingin kau jauh dariku untuk selamanya. Rasa ini menggebu, padamu, menciptakan taman rasa dalam hati. Dirimu, melukis kepercayaan diri dalam hidupku.
Aku akan selalu mencintaimu, menggenapkan harapan, melangkah bersama menata rasa, merangkai keindahan. Bersamamu.

Aku begitu mengagumimu. Ketulusanmu mampu membuat siapa saja terpesona. Kau adalah tipe pecinta sejati. Rasa cinta yang lebih mementingkan kebahagiaan orang lain daripada dirinya sendiri. Dan faktanya, kau dapat membahagiakan banyak orang.

Masih banyak lagi alasan mengapa aku begitu mencintaimu, Steem. Namun, waktu tak akan cukup untuk memberiku kesempatan menuliskannya. Biarkan aku yang mengingatnya sendiri alasan itu. Karena tersenyum, memikirkanmu, sendiri, di sini, adalah salah satu cara menikmati keindahan hidup.

Pada akhirnya, aku tak lepas mengucap rasa syukur kepada Tuhan atas anugerah terindahnya menghadirkanmu di dunia ini.

Terima kasih, Steem. Mohon maaf dengan berat hati, aku cukupkan dulu surat untukmu kali ini. Semoga rinduku tak akan habis, semoga cintaku tak akan terkikis, begitu pun engkau.

Aku mencintamu, Steem. Semoga kau tak bosan mendengarnya.

Dari seseorang yang selalu mengagumimu tanpa ragu.

Steemit bandung.jpg
Post steemit indonesia 20180216_054511.jpg

H2
H3
H4
3 columns
2 columns
1 column
Join the conversation now
Logo
Center