Surat Cinta Kepada Steem: Mengeja Kata Rinduku Padamu

Biasanya aku selalu merayakan hari pertama sekali kita bersama, tapi tidak untuk kemarin. Maafkan. Bukan karena aku lupa atau sengaja mengabaikannya. Sebenarnya begini, kau tahu aku selalu mencuri waktu untuk bisa menemuimu, membersamaimu, bergelayut mesra semalam suntuk denganmu. Kupikir kau mengerti sudah bab ini. Siapa aku sudah kukatakan padamu saat pertama sekali mengaksesmu dengan postingan #IntroduceMySelf.

depositphotos_178833880-stock-illustration-in-love-steem-coin-character.jpg

source

Steem... kau tahu, mencintaimu teramat berat. Berpikir siang dan malam untuk bisa menemukanmu, meramu berbagai aksara untuk bisa kubuat postingan bermutu demi menatap seulas senyummu di ‘wallet’-ku. Kau tahu berapa kali aku patah hati? Hari ini mungkin 684 kali dikurangi 2 berarti tepatnya 682 kali. Ya 682 kali sudah ini terjadi.

Lalu apa yang kurasakan? Ah, apakah harus kujabarkan di sini? Bukan aku gengsi. Apalah artinya gengsi jika sudah jatuh hati. Terkadang harga diri melorot hingga ke kaki. Tapi aku punya prinsip yang mungkin bisa membuat hatimu bertaut padaku... bagiku cinta adalah give and given. Bukan take and give. Ketika aku memberi, aku yakin nanti akan diberi pula oleh Tuhan. Jadi prinsipku memberi sama sekali tak ada kata merugi.

Steem... sudahkah bosan membaca suratku? Sabarlah sedikit lagi.

Dua bulan lebih satu hari kita bersama. Aku masih kerap gagap mengeja rindu. Saat harus tengelam dalam aktivitasku, sebenarnya aku ingin menyapamu sebentar, berenang di indahnya samudera cinta agar bisa menemuimu, menatapmu, menikmati wajah (logo)mu yang menarik. Tapi sekali lagi terkadang kesibukan merantaiku. Di sana sebenarnya aku ingin segera menuntaskan semuanya agar punya waktu luang menemuimu.

Steem, aku harus pergi. Aku tak mau terlalu memantik kecurigaan banyak mata menyaksikan aku berasik-mansyuk bersamamu. Tapi camkan ini, AKU MENCINTAIMU. Biar kata itu menghunjam dalam di hatimu. Sekali lagi AKU SUKA SAAT KAU DATANG MENGISI ‘WALLET’-KU. Tetaplah di sini. Tetaplah begini, aku akan datang lagi ketika senggang. Ah, biar rindu mencabik-cabikku, menguliti rasaku padamu. Tak sering menemuimu bukan berarti tak mencintaimu. Ingat, yang terpenting bagi kita saat ini adalah kualitas, lupakan sejenak kuantitas. Kumohon, mengertilah.

Love you with a whole my heart!

@dyslexicmom

Tulisan ini disertakan dalam kontes Menulis Surat Cinta Kepada Steem yang digagas oleh Bang @bahagia-arbi dengan juri dr @razack-pulo

H2
H3
H4
3 columns
2 columns
1 column
Join the conversation now
Logo
Center