Nyawa Tersaring 3

FB_IMG_1506223976035.jpg

setelah kejadian itu sang kakek dan cucu yang sudah semakin tidak bisa dipisahkan lagi.
semakin hari pertumbuhan sang cucu semakin bertambah sehingga banyak pelajaran dan petuah yang di tanamkan dalam jiwa sang cucu yang masih bersih dan terekam seperti kaset kosong untuk meneruskan perjuangan menyambung risalah sang panglima dan juga sebagai ulama Aceh.
Tanpa terasa tidak pernah seperti biasanya di malam gelap gulita setelah Tgk pulo menyampaikan pengajian malam jum'at dengan semua murid serta anak dan cucu kesayangan di pangkuan malam terasa begitu singkat,hanya sedikit pelajaran tentang hakikat yang dapat di fahami oleh cucu Tgk pulo di masa usia yang telah mencapai enam tahun yang baru bersekolah kelas satu madrasah tsanawiyah di malam itu.
Sholat subuh terakhir sang panglima setelah salam kedua sang kakek terkulai di tikar sajadah tempat solat subuh, sang kakek menghembuskan nafas terakhir meninggalkan dunia ini. pagi jum'at itu semua pasukan dan pengawal serta istri Tgk pulo menitiskan air mata sehigga sang cucu kebingungan di karenakan melihat semua yang berdatangan menagis, tidak seperti pagi biasanya pagi itu tamu begitu banyak sampai memenuhi pekarangan dan batas pagar bahkan tumpah ruah mendatagi kediaman alm Tgk pulo, tidak seperti pagi-pagi sebelumnya sang kakek tidak muncul mejeguk dan memeluk sang cucu membuat sang cucu semakin merasa bertanya kenapa ada apa hari ini sang cucu yang dibawa ketempat kediaman kakek,setelah di jelaskan oleh ibu dan ayah sang cucu pun seakan tidak percaya dengan air mata bercucuran memeluk sang kakek seakan tidak igin melepas kepergian sambil mengajak sang kakek seraya berkata " bangun kek bangun kek peluk cucu mu, bangun kakek, kenapa tidak sayang lagi pagi ini sama cucu kakek apa salah saya kek,kenapa kakek tiggalin saya", dengan deraian airmata dan keharuan semua yang mendengar ikut menangisi kepergian sang panglima serta ulama Aceh. sehingga salah seorang pengawal pribadi menggendong sang cucu dan diserahkan kepada ayahnya karena untuk prosesi pemakaman.
Suara lantunan ayat suci tiada henti berkumandang sampai jenazah di solatkan dan hendak diangkat ke pemakaman tiba-tiba hujan lebat turun seakan menangisi kepergian serta turut mengantarkan kepergian sang panglima dan ulama Aceh, iringan rombongan dan para prajurit serta pengawal dan sang cucu basah kuyub terkena hujan deras, namun ambulan tempat jenajah di usung ke kuburan tidak basah sedikitpun bahkan tidak setitikpun air hujan menyentuh mobil menuju pemakaman dalam hujan lebat tersebut , saat sampai di pemakaman hujanpun berhenti, prosesi pemakaman ala militerpun berlangsung dengan khidmad sampai selesai, sang cucu terkulai lemas dengan suhu badan yang sangat tinggi sehigga menambah kerisauan dan kegelisahan sang ayah, cucu Tgk pulo tidak....,

            Bersambung 

@is4r

H2
H3
H4
3 columns
2 columns
1 column
Join the conversation now