Cinta Sejati Dalam Keluarga

Ketika kita melahirkan seorang bayi mungil anugerahNya, apapun jenis kelaminnya, kita sudah harus bisa membayangkan apa saja tugas dan kewajiban kita sebagai seorang Ibu dan Ayah bagi Permata Hati yang baru dihadirkan oleh Allah Swt. Kehidupan akan menjadi semarak bagi pasangan yang disatukan atas dasar cinta kasih. Satu harapan yang harus dibelenggu dalam hati adalah penyatuan dua hati yang semula tidak saling mengenal itu, kemudian berakhir dengan sebuah kehidupan yang bahagia dengan adanya hasil buah cinta mereka.

Harapan apa yang harus kita belenggu itu? Ya, itu tadi, penyatuan dua sosok makhluk Allah yang mulia yang memiliki karakter berlainan. Kemudian dikuatkan oleh harapan agar kehidupan dan cinta kasih yang telah terbentuk tak kan pernah terurai dengan alasan apapun juga. Bila ini terjadi maka itulah sebenar-benarnya cinta yang menyatukan dua individu berlainan darah dan keturunan menjadi pasangan yang akan tangguh dan mapan dalam arti kekuatan mentalnya tak kan tergoyahkan dalam mengarungi samudera kehidupan ini. Kasih sayang dan pengertian telah menyatu dalam gelimang cinta sejati.

Hal ini merupakan modal utama pembentukan karakter anak-anak keturunan mereka, walaupun dalam perjalanan hidup ke depannya kelak akan lebih banyak ditentukan oleh lingkungan tempat mereka menghabiskan waktu, misalnya mereka bersekolah atau kuliah _ in a place far away from home_ Setidaknya kekuatan mental yang terbina telah mereka lihat dengan nyata sebagai fondasi telah terbentuk dalam lingkup rumah-tangga kami. Ini akan menjadi tugas berat baru sang Ibu yang telah melahirkannya dan Ayah yang menjadi Penopang keteguhan sebuah dasar kokoh sebuah rumah tangga.

Inilah yang telah terjadi denganku. Kami telah merawat dan membesarkan anak-anak kami penuh cinta dan kasih sayang sejak mereka dilahirkan hingga dewasa, bahkan hingga mereka satu persatu berlayar menempuh kehidupan barunya masing-masing. Kami hanya mampu melepas dan membekali mereka dengan do’a. Semoga mereka akan menapaki kehidupan dengan damai sedamai yang pernah kami alami hingga sepeninggal ayah mereka.
Penyatuan Dua Hati Yang Dibelenggu Oleh Cinta itu telah menjadikan anak-anakku mapan, penuh tanggung-jawab, diberi kelebihan kasih sayang yang berlimpah untukku oleh Allah Yang MahaKuasa. Aamiin.
pixabay C-Scto marriage-2239035__340.jpg Source: Pixabay
Di usiaku yang telah 78 tahun aku masih memiliki semangat karena dorongan anak-anakku. Support mereka yang mendukung aktivitasku di dunia blogging. Hal ini berkaitan dengan keinginanku untuk menjaga kestabilan daya pikir agar aku tidak cepat mengalami pikun dini.

Last but not least: My dear guys, Steemians, untuk mereka yang masih memiliki orangtua, izinkanlah mereka untuk beraktivitas dalam bentuk yang diinginkannya, apapun yang positif. Yang paling sederhana menurutku adalah blogging atau kepenulisan. Biarkan mereka me-refresh their brains sesuai keinginan hatinya. Tugas kalian hanya memberinya dukungan penuh cinta dan sayang. Semua itu sangat berguna untuk menjaga agar mereka tetap semangat menghadapi hidup di hari tuanya. Tetap bergairah, tanpa mengeluh menyambut datangnya usia renta.

Jangan sekali-sekali kau bosan bila mereka membicarakan sesuatu ber-ulang-ulang
Itu karena usia mereka. Jangan pernah kau menegurnya
Hatinya pasti akan tertoreh bila itu kau lakukan
Dengarkan saja

Ingat! Kau pun para kawula muda akan mengalaminya kelak/center>
YOU’LL BE THERE TOO

H2
H3
H4
3 columns
2 columns
1 column
Join the conversation now