Belajar di Eu-Id (Pengalaman Pertama Sejak BerSteemit)

image
1


Aku sedang bingung. Ya ketika menulis ini pun semua kata-kata itu masih berserakan. Sebelum HardFork 20 meluncur pun aku sudah tidak aktif bersteemit. Jadi ketika HF20 menjalankan misinya aku merasa senang karena bisa vakum lebih lama.

Tapi, ada hal yang mengisi waktuku untuk belajar lagi yaitu menimba ilmu di esteem-university-indonesia. Pelajaran yang dibahas dalam kelas di antaranya:

  • Blockchain & Cryptocurrency
  • Penentuan bakat atau passion
  • Photography
  • Writing atau menulis, dan
  • Art/Design

Para pengajarnya orang-orang yang memang berada di bidang ini bahkan menjangkau lebih luas. Mereka ramah menjawab setiap pertanyaan dengan penjelasan yang mudah dipahami. Bahkan adakalanya membahas di luar tema yang dibincangkan tapi mereka tetap dengan telaten menerangkannya.

Kelas tidak kaku, santai dan nyaman. Itu adalah pengalaman pertamaku menggunakan discord-voice. Pembicaraan terdengar jernih.

Semalam kelas yang aku ikuti adalah writing.

Ingin tahu siapa saja yang mengisi pembelajaran itu? Mereka adalah Steemians dan Bloggers keren dari Indonesia, kiprahnya dalam dunia steemit tidak diragukan lagi dan mereka adalah @alaikaabdullah @owner99 @ammachemist @fararizky dan lainnya.


image
2

Kelas menulis yang diikuti banyak peserta semalam sungguh menarik. Dimulai dari jam 8 waktu Indonesia Barat sampai tengah malam, karena perbedaan satu jam lebih cepat aku terpaksa pamit duluan.

Menulis hampir semua orang bisa menulis. Tapi belum tentu semua orang bisa menerapkannya atau menuliskan apa-apa yang ada dalam pikirannya. Menulis adalah media perantara yang menghubungkan ke banyak penjuru, orang, tempat dan lainnya. Melalui tulisan kita bisa terpengaruh dengan suatu imajinasi maupun fakta-fakta yang bisa dijadikan pelajaran hidup.

Tapi banyak dari kita ingin berbagi dengan media tulisan tapi bingung menuangkannya dalam kalimat. Terbentur ide, kadang mood yang tidak baik, suasana lingkungan yang tak mendukung. Rasa malas yang terus menguasai. Akhirnya sebanyak apapun bayangan kisah dalam benak ia hanya akan menari dalam otak tanpa tertuang. Rasa takut akan baik tidaknya tulisan? Ada tidak yang membacanya? Menarik tidak? Dapat vote tidak? Dan pertanyaan pengganggu lainnya. Akhirnya nihil tiada hasil tulisan.

Dari kelas semalam aku mendapat ilmu salah satunya, tulislah apa-apa yang terpikirkan di benak jangan menunggu sempurna, tuliskan! Menulis ibarat kehidupan kita sehari-sehari.


image

Permasalahan yang kerap dialami oleh penulis adalah kehabisan ide. Kekurangan ide, tak ada ide dan alasan-alasan lainnya. Itu hal umum, lumrah. Bahkan aku lebih banyak mengalaminya. Sebenarnya ide tak ada habisnya kitalah yang membuatnya seolah tak ada. Mentok!!!

Mengapa?

Alasannya karena tidak seringnya kita melatih diri menulis. Sering menunda-nunda. Malas memulai.
Ingin menulis jika ketemu suatu cerita yang dianggap bagus oleh point of view 'keakuan', tapi belum tentu bagi pembaca.

Padahal dari yang aku dengar semalam dan pengakuan seorang penulis yang begitu pintar mengolah kejadian sederhana yang ada di sekitar menjadi kisah yang menyentuh. Bahwa menulis itu harus dijadikam rutinitas. Ada hal yang mengusik tuliskan! Hal menarik meski terlihat biasa, tuliskan!

Melihat bunga, lukisan, binatang, orang berjalan, orang belanja, merokok, makan, jika tangan dan otak sudah terbiasa merangkainya menjadi kalimat maka dari satu baris menjadi satu paragraf dan akhirnya membentuk satu cerita. Hal besar dimulai dari yang kecil.

Ide itu ada dimana-mana. Kapan saja, apa saja. Kepekaan kita lah yang bisa mengisahkan hal mati seolah masih hidup dan benda mati bisa bergerak bahkan bercerita.

Jika membaca adalah jendela dunia. Maka bagiku menulis adalah transportasi yang menjebatani antara yang mustahil menjadi nyata.

Bukankah banyak hal terungkap dari tulisan. Dan akhirnya dinikmati dengan membaca.


Jujur. Aku sendiri bukan seorang penulis. Hanya ingin belajar menulis, karena bagiku dengan menulis menjadi satu media terapi yang bisa menenangkan sekaligus menyenangkan. Karena ada waktu dimana tidak semua hal bisa aku ceritakan dengan mudah. Maka aku menulis.

Tidak konsistennya diriku dalam menulis membuat ide seolah tidak ada. Buntu. Dan kebingungan bagaimana kembali menulis.

Tetapi setelah mengikuti kelas semalam ada secercah harapan dan jalan. Semoga bisa lebih baik.

Be happy be yourself

Note: Jika ada kurang lebihnya mohon maaf
Taiwan

H2
H3
H4
3 columns
2 columns
1 column
15 Comments