Rantai Persahabatan Steemian Aceh, Sebuah Catatan Perjalanan

IMG20171122151547-01.jpeg

Menjadi Steemian sangat beruntung. Ini bukan soal berapa banyak Steem Blockchain Dollar (SBD) dan Steem Power (SP) dari aktivitas menghadirkan dan mengkurasi konten.

Ini soal terbangunnya rantai persahabatan dikalangan steemian. Satu steemian dengan steemian lain saling terhubung sehingga menghasilkan kombinasi lirik dan syair yang menjadi senandung kasih yang menumbuhkan rindu ingin bertemu.

Nikmat inilah yang mendorong keinginan untuk terus memperluas kepersertaan warga untuk membuka akun di steemit. Kemanapun pergi selalu saja menyempatkan diri untuk memperkenalkan Steemit. Kemanapun berkunjung selalu ingin bertemu dan duduk bersilahturahim dengan sesama steemian.

Sayang, dalam perjalanan ke Kota Lhokseumawe saya tidak sempat bertemu dengan rekan-rekan konten kreator yang bermukim di Kota Lhokseumawe dan Aceh Utara, padahal rute masuk Steemit di Aceh dan Indonesia kabarnya dimulai dari daerah yang dahulu dikenal sebagai Kota Petro Dollar.

Itulah yang membuat saya sedih. Sedih karena tidak bisa bertemu satu orangpun padahal saya sudah berada dan bermalam di daerah yang sudah ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus.

Andai saya pergi sendiri pasti tidak ada halangan untuk bertemu, ngopi bersama, dan menulis lalu posting dari Kota Lhokseumawe dari warung tempat berkumpulnya para Steemian.

IMG20171122081830.jpg

Namun, sejak pukul 06 00 Wib saya sudah harus mengikuti rute perjalanan ke lokasi acara sosialisasi bahaya narkoba, kerjasama Dinas Pendidikan Dayah dan Kejati Aceh, yaitu di Pesantren Modern Misbahul Ulum, Paloh Lhokseumawe.

20171122082511_IMG_6297.JPG

2000 santri sudah menanti ketika kami tiba di lokasi. Saya langsung terbayang Steemit Masuk Dayah. Soalnya pada hari itu dilakukan MoU penyadaran hukum di kalangan santri dayah dan ini menjadi kerjasama Jaksa Masuk Dayah.

20171122082542_IMG_6299.JPG

Melihat wajah santri yang masih remaja dan muda, apalagi merasakan antusiasme mereka lewat budaya applauss untuk mengapresiasi pembicara, saya langsung membayangkan potensi hebat manakala mereka semua menjadi kreator konten di steemit.

Sayangnya, status saya sebagai jurnalis menyadarkan saya untuk fokus pada tugas. Tapi, naluri steemian terus membuat saya meramu ide-ide yang bermain dikepala. Membayangkan ide Steemit Masuk Dayah, kerjasama segitiga antara Dinas Pendidikan Dayah, Kejati dan Steemian untuk mewujudkan sadar hukum sambil menjadi kreator konten yang mendapat reward di Steemit dan ragam ide lainnya.

Waktu begitu cepat bergerak, secepat perpindahan tempat yang kami lalui. Malam hingga pagi di Kota Lhokseumawe dan Paloh, lalu siang sudah di Bireuen. Perasaan sedih kembali menerpa sebab meninggalkan Kota Lhokseumawe tanpa memberi tahu kepada teman-teman.

Lagi-lagi ini karena tuntutan profesi. Menjadi jurnalis di media online saya selalu tidak ingin menunda menulis berita. Akibatnya, sejak di lokasi acara dan bahkan di perjalanan saya terus menulis dan menulis berita, hingga tiba di Bireuen. Jadi, sama sekali tidak bisa berkomunikasi. Begitulah jika saya sudah terjun meliput kegiatan. Waktu sangat berharga bagi kerja pewartaan.

Merasa sudah bebas dari tugas, saya menghubungi kawan-kawan steemian di Bireuen. Disinilah asyiknya menjadi bagian dari rantai persahabatan. Saya, @bahagia-arbi, @dodybireuen, dan @dokter-purnama pun bertemu di warung.

Maka bisa dibayangkan apa yang berlaku. Disepanjang pertemuan yang kami bicarakan hanya soal steemit, persis seperti kenangan nonton film india di bioskop. Habis nonton bersama tetap masih bercerita. Ini semua karena steemit memang memberi nikmat tersendiri, melampaui nikmat mendapat upvote dan resteem.

Malam ini, meski belum tentu bertemu namun dari komunikasi ada kesepakatan untuk bertemu lagi.

Oh ya, sebelum melakukan perjalanan ke Lhokseumawe, saya juga berjumpa dengan bunda @rayfa di Banda Aceh. Dalam kesibukannya, ia masih menyempatkan diri untuk bersilahturahim dengan saya di Banda Aceh.

Sebelumnya, rencana bertemu dengan Kurator Indonesia di Pidie juga sudah dirancang. Sayang, @aiqabrago memiliki tugas yang tidak bisa dielak sehingga rencana minum secangkir kopi di Pidie belum terwujud.

Sahabat steemian, mari kita jaga Steemit yang sudah menghubungkan persahabatan ini dengan terus saling ingat mengingatkan untuk memastikan konten kita makin bagus, kurasi kita makin mantap, komunitas kita makin kuat.

Bireuen, 22 November 2017
Pukul 20.19 Wib

Risman A Rachman

H2
H3
H4
3 columns
2 columns
1 column
Join the conversation now