Membangun Standpoint Perempuan di Steemit

Masih berbicara tentang perempuan. Sudah menjadi wacana umum, jika perempuan adalah sosok yang selalu menjadi objek dari sorotan publik. Banyak kasus yang menempatkan perempuan dalam posisi sulit, baik itu di ranah privat (seperti di rumah) ataupun di ruang publik (di media massa, tempat kerja, aktivitas politik, dsb).

Hal ini bukan tanpa dasar, kita dapat beranjak dari data-data bahwa hampir di setiap tahun angka kekerasan yang diterima oleh perempuan selalu saja menunjukkan nilai yang tinggi. Dari hasil riset yang dilakukan oleh Komisi Nasional (Komnas) Perempuan, tercatat sebanyak 348.446 kasus kekerasan terhadap perempuan yang ditangani sepanjang 2017. Yang mana jumlah ini mengalami peningkatan dari 2016, sebanyak 259.150 kasus kekerasan.

Kekerasan yang dialami oleh perempuan ini terjadi secara verbal dan nonverbal, baik secara fisik atau menyerang psikis perempuan. Di dunia nyata, bahkan hingga dunia maya sekalipun. Dalam bentuk kekerasan dalam rumah tangga, pelecehan seksual, penganiayaan, pornografi/pornoaksi melalui media massa berbentuk ancaman penyebaran gambar dsb.

Di ranah kerja, masih ada ruang kerja yang juga rentan menyudutkan perempuan melalui tupoksi pembagian kerja yang menyulitkan atau tidak berimbang. Perempuan disepelekan dan tidak dihargai suara/pendapatnya. Perempuan sering diposisikan pada posisi kerja yang "dianggap sesuai" dengan kondisi mereka sebagai sosok yang lemah, kurang tangkas, tidak kritis/berwibawa. Seperti di bagian-bagian sekretariatan, bukan sebagai pengambil keputusan. Pendapat-pendapatnya pun dianggap sebagai masukan sekunder atau alternatif.

Mengapa ini terjadi?

Hal ini didukung dengan minimnya keterwakilan suara perempuan di ruang-ruang publik, khususnya media massa. Perempuan, lebih banyak bungkam. Atau dibungkamkan dengan wacana atau pemberitaan-pemberitaan yang justru mendeskriditkan mereka.

Lihat saja contoh bagaimana media massa memberitakan kasus-kasus KDRT, penggerebekan, pelecehan seksual ataupun pornografi/aksi? Perempuan yang seharusnya menjadi korban, justru sering digambarkan sebagai sosok pelaku atau pihak penyebab masalah. Tanpa memberikan porsi ruang yang memadai bagi mereka untuk bersuara dan berpendapat.

Perempuan diabaikan. Suara, sikap, dan pendapat mereka.

Maka di tengah-tengah labelisasi dan stigmatisasi sosial yang melekat pada perempuan, pendapat dan sikap perempuan sangat perlu ditonjolkan untuk mempertegas keberadaan diri mereka.

Oleh karena itulah, mengapa bagi saya pribadi sangatlah penting bagi kalangan perempuan untuk dapat secara lebih aktif berpartisipasi di media-media publik, khususnya di media-media sosial seperti Steemit. Sudah saatnya perempuan berbicara secara kritis, dari mulutnya sendiri. Membangun standpoint yang asalnya adalah dari dirinya sendiri. Bukan dikontruksikan oleh orang lain, yang rentan diinterpretasikan.

Baca : https://steemit.com/indonesia/@putrimaulina90/eksistensi-kaum-perempuan-di-steemit

Standpoint Perempuan sebagai Kekuatan Dirinya

perempuan_berkalung_sorban_xlg-681x475_pzx2xj.jpg
sumber

Untuk membangun sikap kritis perempuan, salah satunya dapat dilihat dari cara mereka membentuk standpoint. Standpoint atau sikap merupakan suatu konsep dalan kajian Ilmu Sosial yang berbicara tentang bagaimana kalangan-kalangan minoritas atau yang tertindas memaknai kehidupan yang dijalaninya. Melalui interpretasi terhadap pengalaman, pandangan, pemikiran, atau gagasannya atas diri di tengah-tengah lingkungan sosial yang menghadangnya.

Kondisi budaya yang mengelilingi kehidupan perempuan akan membentuk pengalaman dan pemahaman yang secara konsisten berbeda dengan apa yang dialami oleh laki-laki. Perbedaan pemahanam ini sering menimbukan perbedaan pola komunikasi.

Setiap perempuan memiliki warna tersendiri dan berbeda dalam memaknai diri dan hidupnya. Suara mereka, dapat menjadi kekuatan untuk membentuk dan memposisikan dirinya di tengah-tengah masyarakat.

“Sikap dimediasi secara sosial.” ~ Sandra Harding.

Perempuan sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT) punya kisah berbeda daripada perempuan berkarir, perempuan bercadar punya cerita berbeda daripada perempuan berjilbab lainnya, perempuan desa tidak sama dengan yang di perkotaan, perempuan kaya berbeda sikap dengan miskin, perempuan yang tumbuh dalam keluarga broken home berbeda dengan perempuan dari keluarga harmonis, dan perempuan sebagai single parent juga berbeda daripada yang masih berpasangan.

Setiap dari mereka punya standpoint berbeda dalam memaknai dirinya, hidupnya, pengalamannya. Sebagai kekuatan diri mereka

Standpoint perempuan dapat mewakili hal-hal yang tidak menyeruak ke permukaan. Ketika yang lainnya bungkam, tidak memihak, maka Standpoint perempuan akan memberikan hal berbeda yang lebih dianggap objektif daripada wacana yang muncul ke permukaan.

Sudut pandang perempuan dapat diperoleh setelah melalui pemikiran, interaksi, dan usaha. Yang oleh perempuan, harus selalu dicari secara aktif dan dimiliki oleh mereka yang telah mengalami bentuk-bentuk penindasan.

d176cfee8c0c00997df3b4451827cd52.jpg
sumber

Perempuan itu sadar betapa pentingnya bersuara, begitu berharganya pendapatnya, ketika mereka dibungkam, tidak didengarkan, tidak dihargai, dan disepelekan.

Lantas bagaimana dunia akan tau penindasan yang diterima oleh perempuan, jika perempuab itu sendiri tidak berbicara?

Saat ini, sudah ada banyak media sosial yang mampu mewadahi aspirasi perempuan. Salah satunya adalah Steemit, sebagai wadah media positif yang dapat dimanfaatkan kalangan perempuan untuk menunjukkan suara mereka, pendapat mereka.

Perempuan juga mampu bersikap kritis. Punya kekuatan dan warna yang berbeda. Khususnya di dunia penulisan. Ketika perempuan sudah bersuara, berkarya, bahkan hasil yang diperolehnya bisa lebih dahsyat dan paripurna.

Banyak tulisan yang dihasilkan oleh para perempuan yang mengguncangkan dunia, membuat perubahan, dan menggetarkan jiwa dan raga. Karena apa yang dituliskan oleh mereka punya ruh kekuatan berbeda, yang hanya dimiliki dan dirasakan oleh perempuan.

Oleh karena itu melalui media sosial ini, mari perempuan terus berkarya. Jadikan media ini sebagai penyalur aspirasi positif untuk menggetarkan dunia. Menyampaikan suara dan sikap yang sepatutnya disampaikan.

H2
H3
H4
3 columns
2 columns
1 column
Join the conversation now