Sajadah Jingga

image

Wajahmu usang termakan usia yang
tak lagi belia. Kusematkan engkau di gantungan reok yang ada di sudut kamar mungilku yang cuma berdinding papan. Tak ada aroma wewangian di sana.

‌Warnamu kusam, kulitmu tak sehalus sutra yang biasa dipakai para dara.Wujudmu tak terpancar indah kasat mata. Muliamu hanya dapat kurasa dengan jiwa. Jiwa yang sepi. Sepi akan iman.Engkau kubentang dikala subuh, siang, petang dan malam. Dikala jiwaku rapuh akan onak yang menghadang.

Sajadah Jingga... Bisumu adalah penerang setiap langkah kujelang. Saksimu membawaku ke jalan hijrah yang hilang. Hijrah dari masalaluku yang kelam.

‌Sajadah Jingga.... Tetaplah engkau menjadi jembatan. Jembatan yang mengantarkanku menuju Syurga yang kurindukan.

"Terimasih sahabat steemian yang telah mampir di puisi perdana saya"

H2
H3
H4
3 columns
2 columns
1 column
Join the conversation now
Logo
Center