setting: Pasar Centong Atas di Gayo Lues

Assalmualaikum sahabat steemit semuanya, pada kesempatan kali ini saya ingin mempaparkan sebagian dari adat gayo lues mengenai tradisi jual beli di pasar Centong Atas.
Gayo Lues merupakan suatu daerah yang dikenal dengan istilah negeri “seribu bukit” tetapi bukan hanya bukit saja. Gayo Lues tentunya juga memiliki sumber daya alam yang melimpah seperti sungai-sungai yang mana sungai ini dapat memberikan banyak manfaat terhadap warga setempat. salah satunya seperti dapat mencuci pakaian, mencuci alat-alat dapur bahkan terkadang jenazah pun dapat dimandikan di sungai-sungai tertentu.
Dari hasil alam yang melimpah tentu saja dimanfaatkan warga sebagai suatu mata pencaharian. Mulai dari hasil perkebunan yang subur, mereka dapat memperoleh sayur-sayuran, buah-buahan untuk dijual kepasar. Namun di Gayo Lues tidak terdapat ikan-ikan laut seperti ikan tuna, tongkol, pari dan lain sebagainnya. Ini dikarenakan Gayo lues itu terletak di dataran tinggi sehingga tidak ditemukannya laut seprti di wilayah Aceh lainnya. Tetapi di Gayo Lues terdapat ikan, seperti ikan mas, ikan mujahir, lele yang banyak dipelihara di kolam-kolam warga. Bahkan ikan mas ini merupakan ikan yang sangat mudah di dapatkan di pasar-pasaran dan ikan mas termasuk ikan yang sangat disukai oleh warga.
Pada saat matahari mulai terbit, warna langit pun kian berubah, kokok ayam pun mulai terasa bersahutan, dan ini menandakan bahwa fajar itu telah datang. Kala itu pula umat manusia mulai bangun dari alam bawah sadarnya agar kembali beraktifitas di kehidupan nyatanya. Perlahan pasar yang sepi kian ini didatangi dan di penuhi oleh pejuang-pejuang yang ingin memenuhi kebutuhannya. Sesubuh itu mereka datang dengan membawa sayur-sayuran, ikan-ikanan, buah-buahan dan bahan lainnya yang kemudian dibentang di atas tikar dibawah tirai yang nantinya mereka akan duduk sambil menjual apa yang sepatutnya dijual.
Gemuruh pasar itupun mulai terasa. Sahut-menyahut pun terdengar dari sosok penjual dan pembeli. Tawar-menawar harga, bahkan terkadang di pasar Centong itu dapat menukar barang dengan barang. Begitulah prosesi juel beli disana.
Dalam masyarakat Gayo Lues jual beli dikenal dengan istilah juel beli dan terdapat beberapa istilah yang digunakan masyarakat ini dalam prosesi juel beli yang diantaranya:

  1. Sorah yaitu meminjam harta orang lain dan dikembalikan dengan jumlah yang sama pada waktu yang telah disepakati.
  2. Gade yaitu menggadai harta orang lain dengan jumlah uang tertentu atau ayam, atau kambing, atau kerbau, dan bila dikembalikan barang juga akan dikembalikan.
  3. Juel beli yaitu menukar barang dengan uang atau hewan peliharaan (kerbau dan kambing). Pada masa dahulu tidak ada bukti surat (hitam di atas putih) tetapi pada saat juel beli dipanggil saksi dari kedua belah pihak kemudian dipotong dan dimakan nenas sebagai bukti. Oleh sebab itu juel beli disebut dengan istilah nas.
    Namun pada saat ini prosesi juel beli yang dijelaskan pada nomor tiga tidak lagi digunakan oleh masyarakat setempat berhubung karena pasar itu sendiri bersifat transparan, yang dapat dilihat oleh banyak orang, kebiasaan yang tidak mau repot dan juga rasa percaya yang telah terjalin dalam masyarakat itu sendiri juga sangat kuat, yang dengan itu menjadi alasan utama tidak diberlakukannya lagi sistem juel beli seperti yang telah di jelaskan pada nomor 3 pada saat ini.
H2
H3
H4
3 columns
2 columns
1 column
1 Comment