Saya pernah punya teman yang mengeluh dengan pekerjaannya. Hingga suatu hari saya bertemu dengannya ,dia menceritakan semuanya yang bahwa dia kehilangan pekerjaannya dan dia merasa hancur. Tetapi dengan cepat dia pulih, karena dia sekarang mendapat pekerjaan baru yang lebih baik dari sebelumnya dan dia menyukainya tidak mengeluh seperti pekerjaan sebelumnya. Dia terlihat lebih bahagia dan bersyukur tentang kegagalan yang lalu.
Kala itu yang saya fikirkan adalah setiap manusia selalu menghadapi cobaan sulit dalam hidup. Namun terkadang timbul reaksi frustasi, penyesalan, sedih yang berlebihan dan mengasihani diri sendiri. Nah, pada saat-saat itu pasti kita menganggap langit seakan-akan runtuh, Tuhan tidak sayang terhadap kita dan hidup-pun terasa seperti “no happy ending”.
Nah, yang perlu kita ingat adalah cobaan adalah cara Tuhan menyayangi kita. Dan kita harus memahami bahwa setiap cobaan pasti ada hikmahnya.
Apakah waktu yang mengubah segalanya?
Jawabannya TIDAK. Waktu tidak melakukan apapun. Namun cara kita memandang situasi dan kondisi pengalaman tersebutlah yang berubah.
Saya mau mengajak membuat satu pembelajaran, ikuti apa yang saya katakan!
Sekarang coba bayangkan seseorang yang paling dibenci dalam hidup kamu, dan dia sekarang ada bersama kamu, dan rasakan perih dan emosi yang dipicu oleh pikiran-pikiranmu tentangnya. Dan sekarang pikirkan orang yang sama. Tapi kali ini bayangkan dia bertingkah seperti Mr. Bean, berhidung merah besar seperti badut, bayangkan dia sedang bermain sirkus dikerumunan keramaian orang. STOP. Sekarang bayangkan dia tanpa atribut lucu. Perhatikan dan rasakan pasti perasaanmu berubah seiring kamu mengubah persepsi cara pandangmu.
Jadi ketika kita dihadapkan pada suatu cobaan atau masalah selalu Tanya kepada diri: bisakah memaknainya lain?
Saya mega. Salam motivasi diri