Ternyata Seni Batik Tulis Tidak Susah

Menjelang sore hari ini warga Ikatan Keluarga Bukit Panggoi Indah (IKBPI) disambangi oleh seorang anak negeri yang sudah lama melanglangbuana diluar sana. Beliau akrap disapa pak Luth Saja, seorang pemerhati lingkungan lulusan PhD Ecology Université de Rennes 1 di Prancis yang sudah lama menetap di Jakarta.

Ini bukan kali pertama beliau datang ke Lhokseumawe Aceh, tetapi masa remaja beliau pernah dihabiskan di Kota Lhokseumawe sebagai pelajar tentunya. Dalam bincang singkat beliau mengatakan bahwa mengembangkan seni batik tulis bukanlah hal sangat rumit tetapi sesuatu yang dapat dicapai dengan pengalaman dan terus mencoba sesuatu yang baru.

Peserta pelatihan Seni Batik Tulis kali ini yang terdiri atas masyarakat di sekitar komplek BPI mengikuti semua arahan dan petunjuk dengan antusias meskipun batik tulis bukan merupakan budaya masyarakat Aceh.

Pelatihan Seni Batik Tulis1.jpg

Pak Luth membimbing peserta dengan sangat menawan karena menyangkut seni dan keindahan, demikian kata beliau.

Pelatihan diawali dengan memperkenalkan peralatan yang dibutuhkan untuk membuat batik tulis. Misalnya kain katun dengan bahan alami, canting, gawangan, lilin, panci dan kompor dan larutan pewarna yang tentunya harus 100% alami. Proses pembuatannya sendiri tidak terlalu susah karena harus diawali dengan membuat desain, melukis dikain, menutupi bagian yang tidak perlu, mewarnai, melukis kembali dengan canting, membati, ngelorot dan mencuci kain batik. Sederhana bukan?.

Beberapa hasil karya peserta selanjutnya diperiksa dan diamati oleh Pak Luth. Dan ini hasil latihan singkat hari ini.

Batik1.jpg

Batik2.jpg

Batik3.jpg

Mengagumkan bukan?. Sederhana tapi kaya makna.

Para peserta yakin bahwa suatu saat nanti komunitas IKBPI dapat menjadi model dan contoh bagi pengembangan batik tulis khas Aceh dengan nilai seni yang tinggi dan menjadi maha karya yang luar biasa bagi pengembangan ekonomi daerah berbasis kreativitas dan inovasi. Aamiin

H2
H3
H4
3 columns
2 columns
1 column
4 Comments