Kita Semua Sama Dalam Karya di Steemit

Sungguh sebetulnya saya agak risih dengan sebutan senior dan junior di dalam bidang seni. Baik yang sudah lama ataupun yang masih baru semua memiliki kesempatan untuk berkarya dengan sangat baik. Belum tentu yang senior itu bisa berkarya lebih baik daripada yang junior, bahkan seringkali justru yang masih baru itu lebih segar dan menarik serta bisa memberikan nafas yang lebih hidup di dalam dunia seni dan dalam berkarya.

bunga.jpg Bunga tumbuh menjadi indah karena dibantu oleh akar, batang, dan daun yang bekerjasama tanpa harus bersaing. Bunga yang terindah pun tahu semua ada masa dan waktunya, mekar pun tak pernah takut layu dan dipetik, atau digantikan oleh bunga baru lainnya.

Begitu juga di Steemit, saya yakin semua memiliki kemampuan dan kelebihan masing-masing yang berbeda-beda sehingga mampu menghasilkan beragam karya yang luar biasa. Yang membedakan hanya siapa yang masuk duluan, dan siapa yang lebih aktif dalam berkarya, berinteraksi, dan berkomunikasi dengan semua. Lagipula, meskipun sudah profesional di bidang masing-masing, tetap harus mulai lagi dari awal di Steemit, dan belum tentu bisa sesukses itu. Banyak yang boleh dikatakan masih baru di dunia tulis menulis dan media sosial, justru yang menonjol dan bisa menghasilkan karya-karya hebat hingga sukses di Steemit. Itulah hebatnya Steemit, memberikan kesempatan untuk berkarya tanpa ada batasan harus menjadi “hebat” terlebih dulu, yang penting adalah terus mau belajar, konsisten, dan rendah hati serta tetap menjaga kehormatan diri dan semua dengan menjaga etika dan perilaku yang beradab.

Steemit dengan sistem Blockchain-nya mengubah pola sentralisasi menjadi desentralisasi, yang juga dalam arti mengubah pola pikir dan perilaku dalam segala hal. Kita tidak bisa memperlakukan Steemit seperti sebuah komunitas atau organisasi di kampus atau organisasi aktivis dan pemerintahan, di mana kemudian semua harus menurut dan patuh pada atasan dan senior. Kalau berbeda dan berani untuk berbeda dianggap salah lalu, bisa seenaknya saja diperlakukan tidak baik. Steemit justru memberikan kebebasan kepada siapapun untuk menjadi diri sendiri tanpa harus takut dan terikat pada pola-pola primitif lama yang usang itu, dan mengajak semua untuk berpikiran lebih maju serta dewasa. Sudah terbukti juga cara-cara lama tidak membawa perubahan pada kehidupan yang lebih baik, malah semakin kacau balau, kan?

Di dalam bidang seni terutama lagi, kita semua bisa melihat bagaimana repotnya kita menghadapi plagiat, hox, dan spam yang merusak di mana-mana. Contek menyontek karya itu seperti dianggap biasa dan dihalalkan bahkan diamini, yang menurut saya akibat dari tidak adanya kebebasan dan kesempatan untuk menjadi diri sendiri. Berbeda sedikit, dilibas dan dimatikan, sehingga pada akhirnya hanya ada seniman yang berkerumun tanpa kepribadian, sedikit sekali ada seniman yang berkepribadian di dalam kerumunan. Seni yang dianggap bagus hanya yang sesuai dengan “pandangan senior”, bukan dari pandangan kebebasan dan kepribadian masing-masing, jadinya repot, deh! Sementara seni sangat menjunjung tinggi kebebasan, tapi malah dimatikan sendiri oleh penjunjungnya dengan feodalisme, keegoisan, dan boleh saya bilang post power sydrome. Semua memang ada masa dan waktunya, jarang yang bisa selamanya berjaya karena memang kehidupan ini berputar.

Saya jadi teringat dengan seorang seniman besar di dunia tulis menulis Indonesia, tidak perlu saya sebutkan namanya. Semua tulisan yang dianggapnya baik adalah tulisan yang mengikuti cara dan gayanya menulis, dan yang menyetujui semua pemikirannya. Akibatnya, tidak ada satu pun dari murid dan kelompok menulisnya yang berkembang dan menjadi hebat, selain dirinya sendiri. Lantas untuk apa menjadi seorang guru dan yang “hebat” bila hanya untuk diri sendiri? Tidak ada gunanya!!!

Saya sangat setuju dengan tulisan yang dibuat oleh bang @rismanrachman (https://steemit.com/indonesia/@rismanrachman/jangan-kuatir-bantu-steemian-baru-jangan-segan-dukung-steemian-bereputasi) bahwa di Steemit ini tidak ada ruginya membantu orang yang baru dan yang masih baru. Justru seharusnya itu menjadi kebahagiaan yang luar biasa, kita yang barangkali sudah biasa hebat di luar sana, seharusnya tidak perlu takut kalah dengan yang masih baru-baru. Tidak perlu juga merasa lebih hebat, sebab yang paling hebat adalah ketika bisa membantu, mendukung, dan memberikan dorongan kepada semua yang masih baru ini untuk bisa menjadi lebih hebat lagi dari kita. Jaman terus berganti dan bibit itu harus terus ditanam agar pada masa dan waktunya tiba, maka akan terus ada buah matang yang bisa dipetik dan dinikmati. Jadi, saya memang kurang setuju jika ada sebutan senior junior ini, Kita di dunia masa depan, masa sih harus terus mengikuti pola yang sama. Kapan mau berubahnya?!

Saya selalu bilang kepada semua, “Biarlah kakakmu yang sudah tua ini bahagia melihat semua yang masih muda ini berkarya dengan hebatnya bagi semua. Kehebatan itu ada jika semua berani menjadi diri sendiri dan benar berbeda dalam arti yang positif, karena jaman berubah dan kita pun sudah waktunya untuk terus berubah menjadi lebih baik. Jika dulu perang itu harus pakai otot dan urat, sekarang pakailah otak dan hati dengan karya. Jika dulu semua harus jadi robot dan anjing yang setia pada atasan dan majikan, sekarang jadilah manusia yang manusiawi, adil, dan beradab. Hanya manusia yang bisa berkarya karena itu semua hasil karya manusia patut diapresiasi, bukan dimatikan dan dihina walau kita merasa lebih baik dan hebat sekalipun.”

Tidak perlu takut dan tidak percaya diri dalam berkarya, semua ketakutan itu hanya akan berimbas negatif kepada diri sendiri dan orang lain. Saling tuding,saling maki, saling menghina dan menjatuhkan untuk mendapatkan kedudukan malah mematikan kesempatan diri untuk tumbuh dan berkembang. Justru menjadi bukti ketidakadaan rasa percaya diri dan keyakinan. Jadi, yakin dan fokus saja dalam berkarya, tidak perlu sibuk dengan segala hal yang membuat kita sendiri mati dalam langkah dan berkarya. Gunakan semua kesempatan yang ada dengan sebaik-baiknya, dan jangan sampai hilang karena kesalahan yang dibuat oleh diri sendiri. Kita semua sama, dan kita semua ada di Steemit ini untuk membantu mendukung perubahan mendapatkan masa depan dan kehidupan yang lebih baik. Jika ingin besar maka berjiwa besarlah, semua ada masa dan waktunya.

Mari kita bersatu dan bersama, tanpa memandang siapa dia, siapa aku, siapa kita, siapa mereka. Kita adalah kita, dan kita adalah dia, aku, merreka, kita dan semua.

Bandung, 20 Januari 2018

Salam hangat selalu,

Mariska Lubis

H2
H3
H4
3 columns
2 columns
1 column
Join the conversation now
Logo
Center