Disiplin, paksaan atau kesadaran

image
Hai sobat steemian, postingan mas kikin 70 hari ini ada lah disiplin. Salam dari saya ya
Ada ungkapan yg sangat popular dikalangan santri hidup mulia atau mati sahid. Kalimat ini pendek tapi memiliki makna yg cukup dalam dan mendasar sekali. Mengapa tidak? Untuk sampai pada akhirnya akan mengikuti proses, prosedur dan aturan yg sudah ditetapkan. Setiap santri memiliki kesempatan yg sama, tapi pada akhirnya hanyalah sebahagian yg berhasil meraih penghargaan dan penghormatan dan sebahagian lagi berguguran tidak bisa masuk nominasi yang menggembirakan.
Misbahul ulum suatu lembaga pendidikan islam,
mendidik santri santri menjadi khairul umat, i'laan likalimatillah dalam menjalani kehidupan di pesantren memiliki buku pedoman yg di sebut dengan gerakan disiplin santri (GDS)
GDS inilah yg menjadi rambu rambu jalan dalam kesehariannya. Santri yang tulus dan ikhlas dalam menjalani hidup dengan penuh rasa percaya diri dengan berdisiplin, maka akan mendapatkan reward dan penghargaan yang pada akhirnya kesuksesan hidup mulia. Sebaliknya santri yg kurang berdisiplin akan mendapatkan punishment untuk tidak mengulangi lagi perbuatannya yg pada akhirnya hanyalah kegagalan dalam menjalani hidup di pesantren.
Untuk membentuk santri yg baik, sopan santun dan berdisiplin perlu adanya pembiasaan, perbuatan yang berulang ulang. Ini akan terjadi perlu adanya paksaan terlebih dahulu. Dengan dipaksa untuk melakukan sesuatu perubahan iklim yang terjadi pada akhirnya akan menjadi ringan, dan menjadi pakaian kebutuhan sehari hari. Bila berhasil meraihnya, maka akan muncul kesadaran dalam dirinya untuk melaksanakan disiplin tanpa adanya paksaan dari pihak lain.
Paksaan yg baik akan menghasilkan energi kebaikan, karena yg dikehendaki tak lain dan tak bukan adalah sebuah islah semata. Buahnya adanya kebersihan jiwa dan melahirkan kebesaran.

H2
H3
H4
3 columns
2 columns
1 column
Join the conversation now