Meski jumlah penduduk kategori miskin di Aceh tinggal 829.000 orang lagi atau berkurang 42.000 orang dibanding Maret 2017, namun secara persentase Aceh peringkat ke-6 penduduk miskin se-indonesia hingga September tahun lalu. Posisi pertama hingga kelima adalah Papua, Papua Barat, Nusa, Maluku dan Gorontalo.
Maka pemerintah harus mengutamakan program progam yang menjurus kepada masyarakat banyak, seperti bantuan bantuan dibidang pertanian, holtikultura, tanaman pangan dan perikanan. Karena itu masih mendominasi dimasyarakat Aceh.
Adapun berdasarkan Daerah tempat tinggal pada periode Maret - September 2017 persentase miskin menurun di perkotaan 0,69% dan di daerah pedesaan 1,01%. Selama periode 2015-2017 jumlah dan persentase penduduk miskin Aceh berfluktuasi. Pada Maret 2015, penduduk miskin mencapai 851,59 ribu orang, kemudian meningkat menjadi 859,41 ribu orang pada September 2015.
Selanjutnya turun Maret 2016 menjadi 848,41ribu orang dan kembali turun pada periode berikutnya mencapai 841,31 ribu orang di September 2016. Pada periode Maret 2017 meningkat kembali menjadi 872,61 ribu orang. Sedangkan periode September 2017 kembali menurun menjadi 829,80 ribu orang.
ROKOK MASIH JADI PENYEBAB
Komoditi makanan penyumbang terbesar garis kemiskinan baik diperkotaan maupun perdesaan pada umumnya sama seperti sebelumnya, yakni beras yang memberi sumbangan 16,84 persen di perkotaan dan 24,03 persen di perdesaan.
Kemudian rokok kretek filter menyumbang atau menjadi penyebab terbesar kedua terhadap garis kemiskinan 9,99 persen di perkotaan dan 10,71 persen di perdesaan. Komoditi lainnya adalah daging sapi 10,71 persen di perkotaan dan 6,40 persen di perdesaan.