Steemit As One Supporting Teaching and Learning Tool (Steemit Sebagai Salah Satu Sarana Penunjang Belajar Mengajar)


Sebuah buku karangan Romo Albertus Hermawan. OCarm.

Hari ini (12 Januari 2018), saya mengadakan perjalanan menuju kota Malang untuk mengunjungi salah satu guru saya yang saat ini sudah menjadi Rektor Universitas Katolik Widya Kartika, Romo Albertus Magnus Herwanta Triwahyu Noegraha OCarm MA. Kebetulan sekali disana juga ada Wakil Rektor III, seorang dosen yang mengajar di sana dan kemudian ada seorang tamu yang merupakan seorang pengajar di Universitas Jember.

Today (January 12, 2018), I traveled to Malang city to visit one of my teachers who is now as the Rector of Widya Kartika Catholic University, Father Albertus Magnus Herwanta Triwahyu Noegraha OCarm MA. Incidentally there is also Vice Rector III, a lecturer who teaches there and then there is a guest who is a lecturer at the University of Jember.

Dalam pertemuan yang berlanjut menjadi diskusi santai, saya memberitahukan mengenai steemit sebagai salah satu sosial media berbasis blockchain. Diskusi yang santai dan acara saling tukar pikiran ini menghasilkan suatu kesimpulan. Sosial media bisa dijadikan salah satu cara mengajar dua arah yang melibatkan pengajar dengan siswa, dan antar siswa itu sendiri.

This meeting was continued into casual discussions, I told about steemit as one of the blockchain-based social media. These relaxed discussions and exchanges of thoughts led to a conclusion. Social media can be one way of teaching two directions involving teachers with students, and among students themselves.

Salah satu sarana yang cocok untuk proses belajar dan mengajar secara aktif menurut saya adalah menggunakan sosial media steemit (sebagai catatan datang berkunjung ke Univeristas Katolik Widya Karya bukan khusus untuk mencari bahan utuk membuat postingan atau liputan akan tetapi memperkenalkan ide bahwa sosial media bisa digunakan sebagai sarana belajar mengajar dalam institusi pendidikan). Steemit memungkinkan penggunanya untuk berekspresi secara luas, dalam artian tidak hanya melulu membuat sebuah karya tulis, akan tetapi juga bisa digunakan sebagai sarana ekspresi dalam berkarya seni.

One suitable tool for active learning and teaching in my opinion is the use of social media steemit (as a note I came to visit the Catholic University of Widya Karya not specifically to search for material to make postings or coverage but to introduce the idea that social media can be used as a media of learning and how to teach in education institution). Steemit allows its users to express widely, in the sense not only merely make a paper, but also can be used as a means of expression in the work of art.

Steemit juga memberikan kesempatan kepada para pengajar dan para siswa untuk mendapatkan penghargaan yang diwujudkan dalam bentuk SBD dan Steem yang nantinya bisa ditukar dengan mata uang fiat. Hal ini akan membuat situasi mengajar menjadi lebih hidup, dalam artian selain ada komunikasi dua arah (dalam hal ini saling memberikan komentar dan vote pada postingan pengajar dan para siswa), ada penghasilan tambahan dalam proses belajar dan mengajar tersebut.

Steemit also provides an opportunity for teachers and students to gain an appreciation embodied in the form of SBD and Steem which later can be exchanged for fiat currency. This will make the teaching situation more lively, in the sense that in addition making two-way communication (in which case give comment and vote each other on the teacher's and students' posts), there is additional income in the learning and teaching process.

Unika Widya Karya
Stasiun Kota Malang

Steemit Sebagai Sebuah Pedang Bermata Dua (Steemit As A Two-edged Sword)

Akan tetapi ada hal yang perlu diperhatikan dalam proses belajar dan mengajar ini, jangan sampai para pengajar dan siswa berubah arah pada orientasi sekedar mencari pendapatan semata dengan membuat postingan asal jadi melalui steemit sehingga proses belajar mengajar menjadi terbelengkalai.

However, there are things that need to be considered in this learning and teaching process, do not let the teachers and students change direction in orientation just looking merely for income by making a post of origin so through steemit so that the learning and teaching process becomes untidy.

Untuk mengurangi efek terjadinya perubahan orientasi belajar mengajar dalam menggunakan sosial media steemit, perlu dibentuk suatu komunitas yang bertujuan mengarahkan bagaimana menggunakan steemit secara baik dan benar. Jadi perlu adanya komunitas yang mengarahkan para pengajar dan siswa agar dapat menggunakan steemit dengan baik.

To minimize the effect of changing learning orientation in using steemit social media, it is necessary to establish a community that aims to guide how to use steemit properly and correctly. So there needs to be a community that directs teachers and students to use steemit well.

Dalam hal ini steemit bisa menjadi pedang bermata dua, yang mana bila penggunaan steemit secara tidak benar akan merusak komunitas steemit dan pemakainya itu sendiri, oleh karena itu perlu dibentuk komunitas yang bertindak selaku pengawas dan pengarah yang memberikan informasi bagaimana seharusnya menggunakan steemit itu sendiri.

In this case steemit can be a double-edged sword, which if improper use of steemit destroys the steemit community and the user itself, it is therefore necessary to establish a community acting as a supervisor and guide providing information on how to use the steemit itself.

Dapat disimpulkan bahwa steemit sebagai sosial media bisa digunakan sebagai sarana belajar mengajar sambil mendapatkan penghasilan akan tetapi dalam penggunaan untuk itu perlu adanya komunitas yang memberikan pengawasan dan arahan dalam penggunaan steemit. (hpx)

It can be concluded that steemit as a social media can be used as a tool of learning to teach while earning income but in use for it needs a community that provides supervision and direction in the use of steemit(hpx)

H2
H3
H4
3 columns
2 columns
1 column
Join the conversation now