Kata guru biologi, minum teh juga memicu tensi darah menjadi tinggi. Kopi? O, itu jangan coba-coba. Terus yang lain, memicu tensi darah menjadi tinggi, kolesterol di ambang batas normal. Rasa asin berlebihan -- disarankan makan tanpa kadar garam -- dan beban pikiran karena ada suatu persoalan.
Sambil keluar sore bersama keluarga, kami singgah ke satu praktek dokter di seputaran Simpang Empat, Meurah Dua. Saya dan istri minta dicek kolesterol, asam urat, dan kadar gula dalam tubuh. Hasilnya Anda bisa lihat di bawah ini. Angka setelah tanda sama dengan adalah hasilnya. Sementara angka lain di kiri-kanan, angka normalnya.
Ketiga senyawa dalam darah tersebut melebihi ideal dalam tubuh saya. Sementara yang buat kaget, kolesterol istri saya begitu abnormal. Saya buka sejumlah web di internet, kolesterol ada dua jenis rupanya. Ada jenis jahat dan jenis penolong he he. Pikiran saya yang awan berasumsi, mungkin kolesterol istri saya jenis penolong lebih kuat ketimbang jenis jahat.
Intinya, saya benar-benar tidak mengerti. Kami diskusi. Ada kasus hipertensi, tensi darah 200, langsung ambruk dan mulutnya menjadi cacat. Tak berbentuk normal lagi. Sementara saya sudah 210, tapi masih kuat membonceng sang kakak dan anaknya. Mungkin demikian juga dengannya. Ada orang, hanya 200 sekian kolesterol, tapi tumbang.
Tentu ini hanya analisa kami. Saya pun bingung. Meskipun rasa keram dan kesemutan ia rasakan semalam setelah makan sejenis makanan anak. Saya cuma mendengar dan dengan mengunyah dalam pikiran: mungkin benar, mungkin juga tidak.
Perihal keram dan kesemutan, saya sudah lama mendiamkannya. Bukan mendiamkan kepada istri. Bukan. Aku diam karena pengalaman pernah mengajarkan kepada saya bahwa semakin banyak mengeluh, semakin tipis keinginan berusaha lebih keras. Saya mengalami keram di telapak kaki sejak 2010. Setelah menikah hal serupa menjalar ke telapak tangan saya. Saya coba googling beberapa situs yang membahas tentang kesehatan, termasuk gejala yang tidak menyenangkan yang terjadi di bagian kaki. Akan tetapi, saya tidak menemukan penjelasan yang memuaskan.
Pikiran saya sendiri mengatakan itu karena kadar asam urat berlebihan. Gejala yang saya alami dengan keterangan yang saya temukan di sejumlah web kesehatan tak jauh berbeda. Sehingga muncul niat mengecek kolesterol, asam urat, dan gula. Setidaknya dengan mengetahui lebih dini, tahu cara mengantisipasinya agar tak terlalu mendesak kelak.
Teman-teman Steemian, terima kasih sudah membaca postingan ini. Postingan ini lebih kepada untuk mengenal diri sendiri. Namun, jika memang setelah dibaca dapat berguna, saya merasa bersyukur kepada Allah atas semua yang telah diberikan-Nya.