(DIANGKAT DARI KISAH NYATA) KEMATIAN IBU DARA

gambar-walpapper-sedih-08.jpgnakku Dara, nanti saat Allah mengambil nyawa ibu entah besok atau lusa, Dara tetap tinggal dengan nenek y, tidak nakal, jangan tinggalkan sholat dan jaga ayah.
Esok hari jika jumat tiba, tolong ibu masakan ikan gulai kesukaaan ayah. Satu lagi pesan ibu, Jangan lupa cuci baju ayahmu Nak, buatkan kopi kesukaannya setiap pagi, letakkan di atas meja biru itu dan jangan lupa bantu nenek cuci Piring. Dara harus rajin sekoah, agar kau tidak jadi pribadi yang menyusahkan orang lain.
Ibu menyeka air matanya, lalu menangis lagi, Bola mata yang tadinya bulat dan memandang dengan tajam kini mulai meredup, pelan pelan, satu persatu nafas keluar dari mulutnya, Surat Yasin di bacakan, keluarga dan tetangga juga turut datang mendoakan.
Bu maaf, kami sudah berusaha tapi Allah berkehendak lain, kami sudah melakukan yang terbaik untuk kesembuhan ibu dara tapi Allah punya rencana lain, RGP dilakukan berulang ulang tapi detak jantung dan denyut nadi tidak berdetak lagi, ibu dara sudah tiada, Ucap seorang Dokter yang tak kuasa menyembunyikan kesedihannya.
Tapi, waktu itu cuaca mendung, seakan alam sudah memberi kisi tentang duka yang akan terjadi. Sendu, penuh haru 'AL Fatihah. Ibu dara pergi meninggalkan sepasang anaknya yang masih sekolah. Belum lagi 1 adik perempuanya yang masih menyusui. Entahlah, waktu itu sedih yang tak bisa dijelaskan.
Entah apa yang terjadi, hari itu sendu, pilu, dan hujan gerimis yang terus mengalir.
Satu persatu pergi dan takkan pernah kembali
Catatan untuk Dara,
Gadis manis yang lugu,
Tentang Hujan di Bulan Desember,
Fuji, Dabo Singkep, 17 Desember 2019

H2
H3
H4
3 columns
2 columns
1 column
Join the conversation now
Logo
Center