The Pockoromen spesialis Agen Khanduri

Tugasnya memantau rumah-rumah penduduk kampung yang sedang melaksanakan khanduri.
Khanduri kematian atau Binteh Teuhah adalah khanduri paling strategis yang dipantaunya.

Jumlah hari khanduri dari hari/malam pertama sampai ketujuh bahkan ke sepuluh menjadi catatan harian dalam diari nya.

Bermodal sepeda motor dia tak bosan-bosan memantau rumah-rumah warga yang sedang membuka khanduri. Tanpa membawa gula atau roti alakadarnya diapun bergegas mengunjungi rumah penduduk dengan maksud menanyakan sudah malam atau hari keberapa khanduri ini berlangsung? Kemudian dia menanyakan kembali sebagai pertanyaan paling penting yaitu adakah calon politisi yang sudah berkunjung ke rumah ini? Bila jawaban ahli bait adalah belum ada, maka dengan sigap dia menawarkan kepada ahlul bait, sudikah menerima kunjungan rombongan politisi ke rumah ini? Bila ahlul bait mengatakan sudah ada salah seorang politisi yang telah mengunjungi rumah ini maka segera dia menawarkan bagaimana jika ada politisi lain yang bersedia mengunjungi rumah ini?
Jawaban-jawaban ahlul bait menjadi catatan hariannya dalam diari nya.

Setelah dia pulang dari rumah tersebut maka dia langsung membuka handphone nya memeriksa nomor-nomor penghubung calon politisi dan memberitahukan perkembangan rumah-rumah khanduri yang telah dikunjunginya.

Setelah penghubung memastikan bahwa salah seorang politisi ada yang mau bersedia mengunjunginya maka dengan cepat dia bergerak balik ke rumah yang telah dikunjunginya tadi. Dia memberitahukan kepada ahlul bait, bahwa salah seorang politisi akan segera mengunjungi rumah ini. Dia meminta agar ahlul bait mempersiapkan tempat, kursi dan meja serta makanan dan minuman ala kadarnya. Dia meminta agar jurong disterilkan sehingga mobil rombongan dapat leluasa diparkir dekat rumah khanduri.

Begitu dapat kabar bahwa rombongan politisi akan segera berangkat maka dia segera Teh Toh dan Chech Choah memeriksa kesiapan rumah khanduri tersebut. Dia pastikan kesiapan rumah tadi, dia periksa meja dan kursi, hidangan, jurong dan penerima tamu.

Sesampainya politisi itu berkunjung kerumah khanduri, maka dia mengambil ponselnya dan meminta kepada pengguna ponsel lain agar tidak ada moment yang terlewatkan untuk diabadikan dalam bentuk foto atau video bahkan siaran langsungpun diaktifkannya. Saat itu ahlul bait sibuk menyediakan hidangan minuman dan makanan ala kadarnya untuk rombongan. Kue-kue seperti Bhoi, lokyang, peukarah disuguhkan ke hadapan sang politisi.

Kemudian politisi itu bercerita dalam jamaah khanduri itu tentang profilnya, menanyakan perkembangan gampong dan tentang apapun jua walaupun yang mendengarkan hanyalah anggota-anggota rombongan mereka juga.

Setelah dicicipinya makanan dan minuman, sang politisi dan rombongan meminta izin pamit untuk kembali dan beralasan bahwa ada rumah yang akan dikunjungi lagi. Saat itu sang politisi menyerahkan amplop sebagai sedekah kepada ahlul bait dan ahlul baitpun menerimanya dengan begitu ikhlas.

Gelagat penyerahan amplop merupakan moment yang paling dipantau agen khanduri. Dalam benaknya dia berpikir berapa jumlah yang diserahkan sang politisi dan akankah ahlul bait itu akan menyisihkan sedikit kepada nya sebagai tanda jasa telah menghadirkan sang politisi ke tempat khanduri.

Saat sang politisi telah meninggalkan rumah khanduri, agen khanduri itu tidaklah segera kembali bersama rombongan. Ia berputar-putar dipekarangan rumah, ia duduk dan mondar-mandir di sela-sela meja jamuan.
Harapannya hanya satu yaitu mendapat panggilan dari ahlul bait dan ahlul bait akan membagikan sedikit sisa-sisa sedekah tadi kepadanya.

Jika ternyata panggilan itu tidak ada maka dengan wajah murung dan kusam segeralah ia tancap gas tanpa permisi dan kembali ke pangkalannya. Disana dia menceritakan kepada geng-gengnya bahwa ahlul bait tadi tidak beres dan tidak becus, ada saja yang menjadi bahan ceritanya kala itu.

Kekecewaannya makin diperparah saat mendengar bahwa sang politisi tadi menyerahkan sumbangan dalam jumlah banyak. Kemudian dia berpikir lagi bahwa sang politisi tadi benar-benar pelit, bagaimana tidak, lelah dan sibuknya dia berusaha memfasilitasi kunjungan tadi namun sang politisi tidak memberikan perhatian sedikitpun kepadanya dalam bentuk amplop.

Saat itu dia segera putar haluan dan mencari jaringan penghubung bagi politisi lain dengan harapan politisi lain bisa sedikit lebih perhatian kepadanya. Di saat itulah kemudian dia mulai membenci politisi yang telah berkunjung tadi dan mulai mencari politisi lain.

Siklus pergantian itu terus berdinamika dan akan berhenti jika dia menemukan ada politisi yang benar-benar memperhatikannya dan jika tidak maka akan berhenti dengan sendirinya saat telah diketahui siapa sang pemenang.

H2
H3
H4
3 columns
2 columns
1 column
Join the conversation now
Logo
Center