Zona Nyamam Bisa Bahayakan Karirmu

Awal saya mengenal laptop, saya memakai windows 7 dan itu tidak saya ganti meski microsof telah mengeluarkan windows 8. Saya tetap nyaman di 7. Akhirnya saya pun gagap saat menggunakan versi terbaru. Akhirnya saya butuh waktu untuk membiasakan diri. Teknologi memang butuh penyesuaian.

image


Saat pertama kali menjadi jurnalis, saya selalu menggunakan laptop untuk menulis berita. Bahkan saya sering mencatat keterangan narasumber di buku catatan kecil. Saat itu saya masih berada di majalah bukan media online. Setahun kemudian saya pindah ke online dan saya merasa kerepotan saat redaksi menyuruh saya untuk mengirimkan berita secara cepat melalui email.



Saya mencoba untuk menyesuaikan diri sampai akhirnya saya bertemu dengan smartphone. Fitur yang ditawarkan lebih menakjubkan. Saya cepat belajar dan akhirnya saya bekerja hanya dengan ponsel pintar. Menulis dan memotret hanya pakai satu alat. Luar biasa. Pekerjaan saya pun jadi sangat mudah dan sangat cepat.



Itu adalah ilustrasi kecil yang saya alami terkait dengan zona nyaman. Ternyata zona nyaman bukanlah area nyaman yang sesungguhnya. Seandainya saya tidak keluar dari zona nyaman mungkin saya akan kerepotan membawa laptop dan kamera saat melaporkan peristiwa. Tapi dengan smartphone saya hanya perlu membawa satu alat. Luar biasa bukan.



Merasa nyaman dalam bidang tentu boleh saja dilakukan. Namun jangan membuat hal tersebut jadi penghambat. Kita harus maju untuk melepas batas itu. Hal itu harus dilakukan agar menjadi pribadi yang lebih maju. Jika kamu terus terjepit pada satu titik maka kamu tidak akan pernah maju dan hal itu bisa bahayakan karirmu dan bisa bahayakan hidupmu. Jadilah lebih maju.

H2
H3
H4
3 columns
2 columns
1 column
Join the conversation now