Menyikapi Informasi yang Tak Bertuan

images.jpg

Sumber

SEMENJAK terjadinya kasus penistaan agama oleh Ahok atau Basuki Tjahaja Purnama, berbagai isu yang menyangkut keberagaman atau SARA terus saja bermunculan. Sehingga, harapan untuk terciptanya masyarakat madani di Indonesia –sebagaimana dicontoh oleh Nabi Muhammad SAW di kota Madinah— kian jauh dari harapan.

Kondisi ini tentu saja menjadi sebuah bentuk tantangan baru masyarakat Indoensia. Apalagi mengingat Indonesia sudah berhasil membentuk sebuah konsep masyarakat multikultural sejak era pra kemerdekaan, tepatnya ketika menyusun teks pancasila dengan mengusung Ketuhanan yang Maha Esa sebagai sila pertamanya, menggantikan redaksi sebelumnya Kewajiban menjalankan Syari’at Islam bagi pemeluk-pemeluknya.

Namun belakangan ini, beberapa pola perilaku yang mengarah pada sikap anti keberagaman mulai muncul ke permukaan. Ini terlihat isu belakangan ini berkembang, dimana terdapat segelintir orang yang diasumsikan gila terindikasi menyerang intitusi-intitusi keagamaan. Ini merupakan sebuah bahaya laten yang mesti disikapi dan dicari benang merah dan seterusnya diselesaikan secara hukum berlaku oleh pihak pemerintah.

Soalnya, jika pihak pemerintah tidak bertindak cepat dan mencari jawaban terhadap isu yang belakangan ini terus menyebar, maka dipastikan masyarakat Indonesia akan terus hidup dalam kegamangan yang tak akan pernah berkesudahan.

Namun beban ini tidak hanya saja dipangku oleh Pemerintah saja, sebagai masyarakat kita juga harus memperketat filterisasi dalam mencari dan menerima sebuah informasi. Jangan sampai kita menjadi biang penyebab merebaknya informasi yang tak jelas tuannya didalam masyarakat. Karena bisa jadi, ada oknum-oknum tertentu yang berkepentingan sengaja membuat informasi keliru guna mendapat sesuatu yang diimpikannya baik dalam bentuk materi ataupun non materi. #nyanban

gilagialla.jpg

Sumber

IMG_20180226_161906.jpg

Sumber


Senin, 26 Februari 2018 II @emsyawall

H2
H3
H4
3 columns
2 columns
1 column
Join the conversation now
Logo
Center