ETNOSENTRISME; PEMECAH ANTAR KAUM, PEMERSATU GOLONGAN

Untitled-1.jpg

Setiap manusia memiliki emosi dan ego yang kemudian ditumpah-ruahkan dalam berbagai hal seperti kepentingan, kebutuhan, dan keinginan. Hal tersebut kemudian menjadi tolok ukur bagaimana kita bersikap, bagaimana menjadi orang yang bisa diterima di kalangan masyarakat. Tentu saja, emosi dan ego selalu berjalan bersamaan. Emosi dan ego inilah yang kemudian memunculkan banyak sikap yang muncul pada manusia, salah satunya etnosentrisme. Etnosentrisme sendiri merupakan suatu sikap dimana seseorang menilai subjektif terhadap budaya orang lain (dalam konotasi negatif). Bahkan, dalam tingkat yang paling tinggi, etnosentris muncul hingga tingkat dimana seseorang menganggap budaya atau apa yang dipikirkannya lebih baik dari orang lain. Etnosentrisme sering muncul sebagai dalih bentuk pembelaan terhadap apa yang dipercayai olehnya dan kelompoknya. Lalu, apakah etnosentris ini kemudian benar-benar buruk? Atau sesuatu yang positif?

mg22630210.900-1_800.jpg
Source

PEMECAH ANTAR KAUM

Akhir-akhir ini sangat sering terdengar isu yang berbau agama, budaya dan suku tertentu. Banyak pula yang membawa-bawa nama agama/suku demi kemenangan nya dalam berpolitik. Disadari atau tidak, ketika hal ini terjadi maka kebanyakan orang pun akhirnya mulai melihat budaya orang lain (yang menjadi lawan kasusnya) melalui kacamata budaya nya sendiri. Dari sinilah kemudian muncul keributan antar pihak. Apa penyebabnya? Ego & kepentingan yang menjelma menjadi etnosentrisme. Meski tidak selamanya semua berunsur kepentingan, namun yang saya temui adalah munculnya perasaan dimana seseorang setidaknya ingin membela apa yang selama ini dianggapnya benar.

Tidak kritis & “mau ditipu” oleh oknum yang mengatasnamakan suku, budaya atau agama adalah penyebab mudah terpecah belahnya antar kaum. Munculnya Sikap etnosentris sebagai efek dari yang disebutkan tadi sangat mudah untuk memecah belah bangsa, memecah keharmonisan antarsuku, budaya dan agama. Maka, memiliki paham etnosentrisme menjadi hal yang begitu buruk; Memecah belah antar kaum. Tidakkah kita harusnya lebih kritis dalam menerima informasi?

culture-unites.jpg
Source

PEMERSATU GOLONGAN

Apakah etnosentris kemudian hanya menjadi perusak antar kaum? Tentu saja tidak. Menurut saya, Munculnya etnosentrisme pada diri seseorang ini pula dapat menjadi pemersatu, penguat dan pemberi nuansa harmonis pada kaum itu sendiri. Misalnya, ketika suku A terlibat perseteruan dengan suku B terkait suatu adat yang berlaku di daerah mereka, maka secara tidak sadar mayoritas mereka akan berpihak kepada suku nya sendiri. Karena pada dasarnya adat itu bersifat subjektif, artinya kita dapat menilai adat kita sendiri cukup baik, megah atau hebat, namun ketika dilihat melalui kacamata adat dari suku lain, hal itu sangat buruk. Dari sinilah kemudian etnosentris setidaknya menjadi pemersatu golongan. Bahkan etnosentris dapat membuat suatu hal yang tidak mungkin menjadi sangat mungkin dalam kasus tertentu, baik secara positif maupun negatif.

Dalam postingan ini, sebenarnya tidak ada yang perlu diributkan mengenai siapa yang lebih baik, siapa yang terburuk. Berbicara tentang yang terbaik atau paling benar antar adat, budaya atau suku tertentu hanyalah menjadi penyebab munculnya perseteruan baru. Ada baiknya kita saling memahami satu sama lain. Ketika suatu suku masuk ke suku lainnya, maka masuklah layaknya seorang tamu, tanpa mengobrak-abrik rumah tangga mereka. Ketika anda menerima suatu suku di “rumah” anda, maka perlakukanlah mereka layaknya seorang tamu. Ketika suatu masalah muncul, maka cari solusinya dengan saling merangkul, bukan berusaha menginjak agar dapat berada diatas mereka. Karena meski berkonotasi negatif, mau tidak mau etnosentris memang terkadang dibutuhkan untuk menjaga “rumah tangga” kita sendiri. Kalau bukan dari kita, mau dari siapa lagi? Karena manusia memiliki emosi, terkadang pula ada emosional-emosional yang muncul hingga menyampingkan logika (untuk kasus tertentu) 😊

“perlakukan orang lain sebagaimana kita ingin diperlakukan, jangan perlakukan orang sebagaimana kita tidak ingin diperlakukan”.

H2
H3
H4
3 columns
2 columns
1 column
Join the conversation now