Cerita Pengajar Privat | Cara Terbaik Mendidik Anak

[Ada Video Di Ujung Tulisan]

Jika dalam mengajar privat untuk anak-anak di rumah khususnya mengajar ngaji Iqra dan lainnya. Dan si anak yang Anda ajarkan mempunyai seorang adik kecil BATITA -Bayi Dibawah Tiga Tahun-, ajaklah ia berteman dengan Anda, memangkunya walau sesaat. Mengajaknya membaca Al Fatihah, ajaklah ia sesekali ikut mengaji dengan kemampuan bahasanya. Insyaa Allah dia sedikit demi sedikit akan terpaut hatinya melalui kebiasaan.

[photo sorce:http://alazhar.tv]

Meskipun anak seumuran itu lebih senang bermain dan mengganggu kakak dan abangnya saat mengaji. Senang berteriak-teriak di dekat kita yang sedang mengajar, menarik baju dan peci kita seenaknya. Menarik HP kita dari dalam kantong baju yang tanpa sadar -sebenarnya sadar tapi purapura tidak- keluar sedikit. Biarkan saja, sambil terus membangun suasana belajar dan mengaji.

Demikian juga untuk shalat, bawa ia ke mesjid, biarkan dia berlari dan berteriak semampunya disana. Meski bagi kita orang dewasa merasa terganggu, bersabarlah sebentar, tidak butuh waktu lama mereka akan tersadar melalui pengamatan yang mereka lakukan dalam lingkungannya. Di rumah, biarkan saja dia ikut shalat dengan gaya imut nan lucunya dan gerakan sembarangnya. Itu lebih baik baginya dan bagi kia keluarga dan lingkungannya.

Bayangkan, jika ia tak mengenal Al Quran dan shalat dari kecil, sedang ia duluan mengenal gadget berbentuk HP yang disana merekaberasa lalai dengan tontonan di Youtube atau Game yang tersedia di dalamnya. Sungguh, saat ia tumbuh remaja dan dewasa kemudian, keshalihan yang bagaimana yang akan terpancar dari pribadinya, melaikan menjadi "budak dunia" yang fana lagi hina.

JIka kita yang bertugas dan memaksimalkan waktu bersama anak di rumah, Disaat kita sebagai orang tua -Mama atau Papa- hendak shalat dan mengaji sendiri di rumah, bacalah Kalam Tuhan dengan suara lantang, yang membuncah menabrak dinding-dinding kamar, pangku anak Anda sambil mengaji. Jangan lupa, sebelum Anda Shalat, usahakan untuk mengganti popoknya agar kita tidak menanggung miliknya di dalam shalat dan ibadah membaca Al Quran kita.

Setidaknya, demikianlah saya mengenal shalat dan quran sejak kecil. Peran orangtua saya, yang "abai" dengan "suara perempuan adalah aurat", ibu melengkingkan suara saat mengaji, sehingga beberapa ayat tersimpan lekat dalam ingatan, beberapa bacaan ter-copy dengan baik tanpa dihafal, gerakan shalat mendekati sempurna. Meski kemudian di masa remaja ikut juga terjerumus kedalam berbagai warna dunia. Dengan alasan mencari jati diri. Tapi, sejahat-jahatnya dan sebejat-bejatnya kala itu, tak lekang dalam ingatan, pendidikan ala orangtua. Mereka memberi contoh. Tak hanya memberi instuksi perintah atau larangan.

Video ini adalah salah satu kejadian yang saya alami, sebagai seorang guru privat yang mengajar baca Iqra dan Al Quran. Si Abang dan Si Kakak -sedang sakit saat itu, tidak ada dalam video- yang mengaji, tapi kini adiknya yang bungsu yang paling akrab dan dekat dalam menyambut kedatangan saya dalam keadaan siap, iqra milik abangnya dan mukena mungil penutup auratnya.

H2
H3
H4
3 columns
2 columns
1 column
Join the conversation now