Skeptis dengan agama, wajarkah?

Ilustrasi Ragu-ragu.jpg

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, skeptis adalah kurang percaya atau ragu-ragu (terhadap keberhasilan ajaran dan sebagainya).

Apa jadinya jika skeptis pada agama?

Setidaknya ada lima hal yang menyebabkan seseorang skeptis pada agama. Pertama, masih awamnya dengan ajaran Islam. Bisa jadi, kala ada kajian-kajian keislaman mereka sibuk dan atau acuh terhadap pengisi materi itu. Setidaknya dalam memahami dan mengambil ilmu, sangat tidak etis jika menelan bulat-bulat. Riwayat keilmuan pemateri harus diketahui dengan baik. Sehingga tidak ada ketimpangan dalam belajarnya.

Kedua, kurangnya interaksi dengan ahli. Bisa jadi, kehidupan masa kecil tidak terbekali dengan baik akan ilmu agama. Sehingga saat beranjak dewasa, dan melihat sesuatu yang lain maka membuat jiwanya shock dan bahkan terbanting. Ayo coba kita perhatikan porsi pelajaran agama di sekolah umum jauh lebih kecil dibandingkan dengan sekolah agama. Syukur-syukur jika selesai jam sekolah orang tua kembali membina mereka dengan ilmu-ilmu agama. Maka akan lebih aman bagi sang anak, namun apabila jika tidak. Maka dapat dipastikan pemikiran ekstrem akan tumbuh subur didirinya.

Ketiga, yang ketiga ini menurut saya telah mulai banyak merasuk di gaya hidup pemuda/i kita saat ini, yakni world wide barat. Pemikiran barat jauh lebih mendalam dipahami dibandingkan pemikiran akan Islam. Ilustrasi sederhananya seperti ini. Kita membeli handphone. Ada yang orientasinya pada kecakapan menangkap gambar, ada juga yang lebih menitikberatkan pada kemampuan menyimpan datanya, etc. Begitu juga, jika pemikiran barat sudah menguasai pemikirannya, maka apapun yang kita pandang akan bermuara dengan cara pandang orang barat. Tapi, jika pemikiran Islam yang ada. Maka cara pandang kita juga akan berdasarkan Islam.

Nah, bagaimana cara menghadapi orang-orang yang skeptis dengan agama?

Menurut saya, banyakin doa untuk mereka agar dibuka kembali pintu hatinya. Selain itu, jangan diladenin. Trik ke dua ini hampir sering saya lakukan.

Namun, apakah wajar jika skeptis dengan agama. Terlebih agama Islam?
Saya sendiri menyatakan sangat menyedihkan. Harusnya tidak ada lagi keraguan dalam memahami agama Islam.

Semoga saja kapan pun dan di mana pun kita berada, Allah selalu mengistiqamahkan hati kita dalam kebaikan dan ketaatan kepadaNya. Aaaamiiin.

H2
H3
H4
3 columns
2 columns
1 column
Join the conversation now