Bakti Sosial: Bersih Indonesia

Satu hal yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat Indonesia sebagai makhluk konsumtif adalah sampah. Umumnya yang paling dekat dengan kita sebagai penguna barang adalah sampah konsumsi. Benda tidak berguna ini acap kali dilupakan tempatnya (tempat pembuangan). Padahal sudah sepatutnya kita sadar efek yang timbul ketika kita lupa meletakkan benda yang tidak terpakai ini bagi lingkungan hidup kita.

Bersih Indonesia sebagai salah satu tema besar bagi kita semua untuk sadar pentingnya kebersihan lingkungan di Indonesia. Lingkungan bersih akan menciptakan kehidupan yang sehat dan sejahtera. Untuk itu, kegiatan bakti sosial di bidang lingkungan diharapkan dapat menggerakkan berbagai elemen dalam masyarakat untuk mengambil peran menjaga ekosistem kita.

IMG-20171224-WA0000.jpg
(Foto: Panitia Dokumentasi dan Publikasi)

Pagi Sabtu, 23 Desember 2017, Bank Indonesia dan Genbi (Generasi Baru Indonesia) Lhoksuemawe bersama 54 (lima puluh empat) organisasi mahasiswa dan instansi non-kampus di Lhokseumawe melaksanakan bakti sosial. Kegiatan tersebut dilaksanakan di Pantai Ujong Blang Lhokseumawe. Berbagai agenda dilaksanakan seperti aksi pengutipan sampah, penempatan tong sampah dan famplet.

Kegiatan di atas merupakan pengalaman pertama saya ikut aksi sosial di bidang lingkungan. Bagi saya sebagai mahasiswa tingkat akhir, rasanya berdosa kalau belum terlibat dalam kegiatan tersebut. Walaupun mendaftarnya memakai nama organisasi mahasiswa yaitu UKM KSM Creative Minority atau UKM CM.

Saya dan delapan pengurus UKM CM sangat bersemangat menuju tempat kegiatan pukul 07.00 Wib. Cuaca pagi Pantai Ujong Blang Lhokseumawe pada saat itu sangat mendukung, tidak panas dan tidak pula hujan. Langit seakan paham apa yang kami lakukan baik bagi temannya yaitu bumi.

20171224_011205.jpg
(Foto: Wahyudi)

Acara dimulai dengan senam pagi di pinggir pantai yang ombaknya berderu. Suara ombak tampaknya menjadi irama mengiringi senam pagi itu. Kemudian acara dilanjutkan sesi seremonial di bawah dua tenda kecil, yang satu untuk melindungi panggung dan satu untuk tempat berteduh peserta dan tamu undangan. Atap pelindung mungil itu hanya mampu menampung tiga puluhan peserta sehingga peserta lainnya berdiri di luar tenda.

Rintik hujan turun tiba-tiba, tidak lama turunnya tetapi mampu memberi perintah kepada sebagian peserta untuk mencari tempat berlindung di sekitar dua tenda yang merasa bersalah itu. Setelah sesi seremonial, panitia memberikan beberapa kantong plastik besar, sejumlah masker dan sarung tangan. Artinya sesi pengutipan sampah, menyebaran tong sampah dan pamlet dilaksanakan.

Berbekal satu kantong plastik biru sebagai tempat sampah yang akan dikutip. Juga satu sarung tangan yang saya pilih untuk melindungi tangan kanan saya dari kotoran. Pengutipan sampah dimulai dari tempat pelaksanaan seremonial berjalan ke arah barat. Terdapat tiga pos yang masing-masing pos sebagai tempat yang dilalui peserta. Pos I: tempat mengambil minum; Pos II: tempat pengumpulan sampah dalam kantong plastik untuk disatukan dalam mobil pengangkut sampah; dan Pos III: Pengambilan Snack dan kupon door prize.

IMG-20171223-WA0011.jpg
(Foto: Panitia Dokumentasi dan Publikasi)

Acara selesai lebih kurang pukul 12.05 Wib. Sebelum acara berakhir, Genbi mengundang ketua berbagai komunitas/organisasi/instansi yang ikut serta untuk berkumpul dan berdiskusi. Hasil dari kegiatan ini diharapkan dapat menjalin persaudaraan antar komunitas dan menginginkan kegiatan positif lainnya dapat dilaksanakan bersama-sama.

IMG-20171223-WA0022.jpg
(Foto: Panitia Dokumentasi dan Publikasi)

Satu hal yang saya dapatkan pada saat itu, bahwa biasanya kita acuh tak acuh pada sampah tetapi saat itu malah berburu sampah bahkan ada yang sampai berebut sampah untuk memenuhi kantong plastik hitam dan biru tersebut. Pertanyaan besar pun timbul dibenak saya, Apakah harus bergerak dan digerakkan untuk sadar dan bertanggungjawab atas dosa lingkungan yang sering kita lakukan?

Kemudian saya pun teringat sebuah quote dari Benjamin Franklin yang mengatakan "Manusia terbagi dalam tiga golongan: mereka yang tidak dapat digerakkan, mereka yang dapat digerakkan, dan mereka yang bergerak". Saya pun meng-aamiinkan bahwa benar, dalam situasi tertentu kita menjadi manusia yang bergerak dan dapat digerakkan. Baiknya kita harus menjadi golongan orang-orang bergerak (menurut saya adalah orang menginisiasi) dalam berbagai hal positif salah satunya yang diinisiasikan oleh Bank Indonesia dan Genbi Lhokseumawe. Aamiin.

Terima Kasih dan Salam Hangat
Aris Rinaldi

H2
H3
H4
3 columns
2 columns
1 column
Join the conversation now