Nasihat Pak Ketua untuk Steemian Pemula

Ngantor jam 11 siang sudah biasa.
Terkesan lakon ini telah menyatu dengan jiwa.
Beberapa bulan terakhir memang terus terbiasa.

Bukan karena alarm jam pagi telat bersuara.
Bukan juga karena terlalu menikmati kopi pagi tanpa gula.
Tapi sibuk dengan urusan domestik rumah tangga.

Antar jemput dagangan pagi.
Bermesra dengan sibuah hati.
Dan terkadang juga meladeni perang opini.
Serta tekmakatok lain yang belum selesai hingga pagi besok menghampiri.

Entah untuk apa semua ini ku jalani, ah aku tak mengerti.
Namun yang pasti, semua ini urusan pribadi.

Setiba dikantor menjelang siang ini hari.
Bertemu dengan steemian plankton yang juga ketua AJI.
@abuarkan begitu nama id di steemit yang diberi.

Ku tau beliau bukan ahli sastra.
Bukan juga ahli bahasa.
Tapi beliau pandai mengaduk kata.
Meramu kalimat menjadi paragraf yang enak dibaca.
Rutinitas meliput dan menulis berita.
Dan juga sebagai nahkoda AJI Banda.


image
[Dokumentasi @abuarkan]


Postingan ini bukan untuk menulis siapa dia.
Bukan juga mengulas dia yang bertahta.
Tapi untuk merekam cetita apa yang ia kata.

Menulislah dengan kalimat yang enak dibaca.
Buat pembaca hanyut dalam suasana cerita.
Begitulah dua kalimat dia mengawali cerita.

Tak perlu mengejar upvote dengan tergesa-gesa.
Karena reward bukan target utama bersosial media.

Bersama @harock saya mendengar nasihat ketua.
Sembari menikmati kopi kelebihan gula.
Diiringi senda gurau ceria dan gelak tawa.
Agar tak terkesan sebagai peunutoh biasa.

Kalian kawula muda pikiran harus terbuka.
Jangan menulis hanya untuk mengejar upvote dari kurator indonesia.
Karena olah kata penting untuk kalian berkampanye di media.

Demikian kata dia menutup cerita sambil men shutdown kan laptop yang menyala.
Usai sudah semua cerita.
Dan terimakasih sudah membaca.

H2
H3
H4
3 columns
2 columns
1 column
Join the conversation now
Logo
Center