Reducing Non-cash Transactions in Indonesia (Bilingual)

The non-cash movement launched by Bank Indonesia since 2014 has been running for almost five years. However, in the field we see the results are not very satisfying because there are still many transactions carried out by cash, especially in small cities.

Many reasons why people still use cash transactions. For example, people's distrust of non-cash money in various forms. Another cause, there is no non-cash transaction network available in shopping centers. To buy fish, for example, most still use cash transactions. People say, in the Indonesian fish market, money is more easily damaged and broken. And this makes Bank Indonesia have to provide costs for printing new money. Different for example, using non-cash transactions that make money not from hand to hand.

Non-cash payment instruments are not only ATMs and credit cards. In  accordance with Bank Indonesia for a long time, there were also checks, billets, demand deposits and chip and server-based electronic money. People can choose according to their needs and habits.

The use of non-cash transactions is not just a matter of finance and economics, but also a cultural problem. When a friend gives cash non-cash assistance directly to his friend's account, the recipient considers that he never received money because he never touched it. It's different if he gives it directly.

But even that culture is now beginning to erode, especially among the younger generation who are accustomed to non-cash transactions. Data from Bank Indonesia shows, as of February 2019, credit card transactions were valued at Rp25.8 trillion, while through ATM cards the same period was Rp.577.6 trillion. This number is believed to be increasing in the years ahead.

Indeed, we still need research to find out clearly why people still tend to use cash transactions. From the research, different causes will be found from each city.

Non-cash transactions also reduce opportunities for corruption, money laundering, drug trafficking, terrorism and other crimes. So, we must be should support and familiarize ourselves with non-cash transactions.

*****

Image source: 1, 2, 3, 4, 5

*INDONESIA*

Mengurangi Transaksi Nontunai di Indonesia

Gerakan nontunai yang dicanangkan Bank Indonesia sejak 2014 sudah berjalan hampir lima tahun. Namun, di lapangan kita lihat hasilnya tidak terlalu memuaskan karena masih banyak transaksi yang dilakukan dengan cara tunai, terutama di kota-kota kecil.

Banyak penyebab mengapa masyarakat masih menggunakan transaksi tunai. Misalnya, ketidakpercayaan masyarakat terhadap uang nontunai dalam berbagai bentuk. Penyebab lain, belum tersedia jaringan transaksi nontunai di pusat perbelanjaan. Untuk membeli ikan, misalnya, sebagian besar masih menggunakan transaksi tunai. Kata orang, di pasar ikan Indonesia, uang menjadi lebih mudah rusak dan lecek. Dan ini membuat Bank Indonesia harus menyediakan biaya untuk mencetak uang baru. Beda misalnya, menggunakan transaksi nontunai yang membuat uang tidak berada dari tangan ke tangan.

Instrumen pembayaran nontunai bukan hanya ATM dan kartu kredit. Sesuai dengan Bank Indonesia untuk waktu yang lama , juga terdapat cek, bilyet, giro, dan uang elektronik yang berbasis cip dan server. Orang bisa memilih sesuai kebutuhan dan kebiasaan.

Penggunaan transaksi nontunai bukan sekadar persoalan keuangan dan ekonomi, tetapi juga masalah budaya. Ketika seorang kawan memberikan bantuan uang secara nontunai langsung ke rekening sahabatnya, si penerima menganggap tidak pernah menerima uang karena tidak pernah menyentuhnya. Beda kalau ia menyerahkan secara langsung.

Tapi budaya itu pun kini mulai terkikis, terutama di kalangan generasi muda yang terbiasa dengan transaksi nontunai. Data Bank Indonesia menunjukkan, per Februari 2019 transaksi melalui kartu kredit senilai Rp25,8 triliun, sedangkan melalui kartu ATM periode sama Rp577,6 triliun. Jumlah ini diyakini kian bertambah pada tahun-tahun ke depan.

Memang masih butuh riset untuk mengetahui dengan jelas mengapa masyarakat masih cenderung menggunakan transaksi tunai. Dari penelitian, akan ditemukan penyebab yang berbeda dari setiap kota.

Transaksi nontunai juga mengurangi peluang kejahatan korupsi, pencucian uang, perdagangan narkoba, terorisme, dan kejahatan lainnya. Jadi, sudah patut kita dukung dan membiasakan diri dengan transaksi nontunai.

*****

H2
H3
H4
3 columns
2 columns
1 column
Join the conversation now
Logo
Center