Pemuda, Keren dan Berbudaya

MASIH ingat sumpah pemuda? Tentu, masih. Karena, peringatan ini dilakukan saban tahun. Kantor pemerintah bahkan menyelenggarakan upacara bendera untuk hari yang bersejarah itu. 

Bagi organisasi kepemudaan, ini puncak kebahagiaan. Puncak renungan untuk mengulang masa lalu. Mengingat bagaimana pemuda tempo dulu, menerabas sekat suku dan agama, berkhidmat dalam satu perjuangan, kemerdekaan, kemuliaan, kesamaan dan setara di nusantara. 

Hari itu, seluruh pemuda melepas kesukuan, keakuan, dan keangkuhan untuk satu sikap soal kebangsaan kita. Era mileneal ini, tentu memaknai sumpah pemuda masih sejalan dengan era tempo lama. Namun, era digital tentu dapat dimaknai lewat cara kreatif. 

source

Saya mengajak, seluruh pemuda negeri ini untuk terus berkreasi, berkarya, dan terpenting berbudaya. Jangan sampai, hempasan teknologi yang tak mungkin bisa dibendung itu menyusup dalam relung kebudayaan. Merasuki jiwa dan otak kita. Teknologi dan budaya barat yang ditransfer lewat beragam media itu jangan sampai mempengaruhi kita. 

Sikap welas asih, saling menghormati, saling memuliakan dan saling membesarkan tentu harus terus dipertahankan. Era modern, yang identik dengan gaya hidup individual itu jangan sampai menerabas ke otak dan jiwa pemuda nusantara. Bahwa, membantu sesama harus dicamkan adalah kebahagiaan. 

Pemuda yang keren, bukan pemuda yang saling sikut, saling menjatuhkan. Jagan menggunakan tamsil belah bambu. Itu bukanlah kita. Bahwa kita berbeda secara wilayah, tempat, dan suku, iya. Bahwa kita disatukan dalam satu nasionalisme dan rasa cinta sesama itu keniscayaan.

Saya membayangkan, jika kamu makmur, bantulah temanmu yang belum makmur. Agar dia bisa mandiri. Lalu si temanmu tadi, membantu teman lainnya. Hingga kita hidup dalam lingkup yang makmur. 

Pertanyaannya bisakah kita bahagia, jika melihat teman sengsara? Jika melihat dia hidup papa. Jika melihat dia bahkan untuk susu anaknya saja terpaksa diganti dengan air gula, karena tak mampu membeli susu formula.

Ah, pemuda Indonesia, kita berbudaya. Hargai dan hormatilah antar sesama, untuk kemajuan bangsa, untuk kemajuan kita semua. Jika bukan kita yang mulai, siapa lagi, jika tidak sekarang, kapan lagi.

Mari terus mendukung sesama anak bangsa. Kita berpegang tangan untuk taklukan dunia. Merdeka. 

#SalamSumpahPemuda

SALAM KOMUNITAS STEEMIT INDONESIA

H2
H3
H4
3 columns
2 columns
1 column
Join the conversation now