Kisah Pilu di Hari Idulfitri

Bagi yang pernah membaca Durratun Nashihin karya Syekh Usman bin Hasan bin Ahmad Syakir Al-Khubawi di halaman 264-265 ada kisah pilu anak yatim perang.  

Bukan hanya malang karena ditinggal syahid oleh ayahnya,  tapi juga harta dari peninggalan sang ayah diambil ibunya yang memilih menikah lagi.  

Alkisah (lebih kurang), di hari idulfitri,  ia terduduk sendirian sambil matanya memandang ke sekumpulan anak-anak lain yang sedang bergembira,   bermain bersama-sama merayakan hari idulfitri. 

Seorang dewasa lalu menghampirinya, dan melemparkan pertanyaan: "Mengapa engkau murung, menyendiri dan menangis,  sedangkan teman-temanmu bergembira? " 

Tanpa menoleh si anak lalu berkisah tentang nasibnya.  “Paman, ayahku telah wafat. Ia mengikuti Rasulullah SAW dalam menghadapi musuh di sebuah pertempuran. Tetapi ia gugur dalam medan perang tersebut.”

Diujung kisah,  sosok yang menghampiri lalu berkata:

"“Nak, dengarkan ucapanku. Apakah kau sudi bila aku menjadi ayah, Aisyah menjadi ibumu, Ali sebagai paman, Hasan dan Husein sebagai saudara, dan Fatimah sebagai saudarimu?”

Si anak terkejut,  ia tidak menyangka suara yang menyapanya adalah sosok Rasulullah.  Tentu saja ia langsung mengangguk setuju,  dan mengekpresikan kegirannya seperti anak-anak lainnya yang memiliki ayah.  

Hari-hari berlalu dengan gembira. Bahkan,  banyak anak-anak lainnya yang cemburu pada keberuntungan si anak.  Rasanya mereka juga ingin ayahnya menjadi syahid di medan perang.  Namun,  apa hendak di kata,  setiap orang punya jalan cerita masing-masing. 

Begitu pula si anak,  yang kembali sedih ketika Nabi wafat,  ia kembali merasa tiada orang lain yang menjadi ayahnya.  Tapi,  Allah ternyata masih mengasihi anak angkat nabi itu. Alkisah,  Abubakar menjadikan di anak sebagai anak angkatnya.  

Teman-teman,  di hari idulfitri ini,  mari yang masih memiliki ayah dan ibu untuk terus mengasihi dan menghormatinya.  Di hari lebaran,  mari kita bersimpuh di kakinya memohon maaf atas segala kesalahan dan kekhilafan.  

Kepada yang berpunya,  jangan abaikan anak yatim.  Kasihi mereka,  jangan sampai ada yang menangis di hari penuh kemenangan dan kegembiraan ini.  

Selamat Idulfitri,  1 Syawal 1439 H,  mohon maaf lahir dan batin

Image source: 1, 2,

H2
H3
H4
3 columns
2 columns
1 column
Join the conversation now
Logo
Center