Camera Philosophy and Social Media (Bilingual)

Social media, like Steemit, is like a camera. We can record anything we want. We can capture the beautiful moments in our life and everyday life. We can also share with others, share the beauty and precious moments of it.

But the camera can also record bad things. The camera can perpetuate a crime, an immoral behavior. In essence, the camera can share anything that can spread hatred, slander and other ugliness.

So the use of social media, like the use of cameras, is highly dependent on each of us. Do we want to record good things or record bad things.

Social media as well as a camera, is a tool that can be used to then be used in campaigning good things or vice versa. To motivate the good or to encourage the crime.

For the wise men, all the things in his life would be used for good. So are we not?

Image source: 1, 2, 3, 4

*INDONESIA*

Filosofi Kamera dan Media Sosial

Media sosial, seperti halnya Steemit tak ubahnya seperti sebuah kamera. Kita bisa merekam apapun yang kita mau. Kita bisa mengabadikan momen-momen indah dalam kehidupan dan keseharian kita. Kita juga bisa berbagi pada yang lain, berbagi keindahan dan momen-momen berharga itu.

Namun kamera juga bisa merekam hal-hal buruk. Kamera bisa mengabadikan sebuah kejahatan, sebuah perilaku asusila. Intinya, kamera bisa berbagi hal apa saja yang bisa menyebarkan kebencian, fitnah dan keburukan lainnya.

Jadi penggunaan media sosial, seperti halnya penggunaan kamera, sangat bergantung pada kita masing-masing. Apakah kita ingin merekam hal-hal baik atau merekam hal-hal buruk. 

Media sosial seperti juga sebuah kamera, adalah alat yang bisa gunakan untuk kemudian bisa dimanfaatkan dalam mengkampanyekan hal hal baik atau sebaliknya. Untuk memotivasi pada kebaikan atau untuk mendorong pada kejahatan.  

Bagi orang-orang bijak, semua hal dalam hidupya tentu akan digunakan untuk kebaikan. Begitu juga kita bukan?

H2
H3
H4
3 columns
2 columns
1 column
Join the conversation now