Api Tauhid, sebuah novel yang layak untuk di baca

image

"Duduk sore sambil menyelesaikan bacaan. Membaca novel ini, ingin sekali rasanya ke Turki. Menelusuri jejak-jejak
perjuangan Syaikh Badiuzzaman said nursi. Novel sejarah yang dipadukan
dengan kisah roman suci mahasiswa Arab saudi asal Indonesia serta
perjalanan 6 pemuda ke tempat-tempat bersejarah di Turki. Luar biasa karya
Kang Abik ini."

Begitu bunyi status facebook saya dua tahun yang lalu. Sebuah kenangan yang di tampilkan oleh pihak Facebook hari ini membuat pikiran saya mereview kembali apa isi di dalam buku tersebut. Saya ingat sekali buku Api Tauhid karya Kang Abik (Habiburrahman El-Shirazy) seorang novelis nomor satu di Indonesia ini saya lahap hanya tiga hari.

Sebenarnya banyak buku karya Kang Abik telah saya khatamkan. Seperti Ayat - Ayat Cinta, Pudarnya Pesona Cleopatra, Di atas Sajadah Cinta, Ketika Cinta Bertasbih 1 & 2, Dalam Mihrab Cinta, dan Bulan Madu di Yerussalem. Bahkan beberapa di antaranya, saya sempat menonton di bioskop ketika karya Kang Abik ini di filmkan. Tetapi menonton tidak akan sama dengan membaca, karena ada beberapa bagian yang di potong, saya bersyukur karena telah duluan membacanya.

Tiga tahun yang lalu, saya termasuk penggila novel bernuansa sejarah, roman, biografi. Minat saya membaca menurun ketika masuk awal tahun 2016, satupun novel waktu itu tidak pernah saya baca lagi.

Ketika masa-masa ngidam baca buku novel, saya bisa lahap satu buku dalam waktu 3 hari. Seperti buku karya Mas Ahmad Fuadi Negeri 5 Menara, Ranah 3 Warna dan Rantau 1 Muara. Ketiga Novel ini saya lahap habis selama 10 hari. Novel ini bercerita tentang kehidupan 6 santri dari 6 daerah yang berbeda menuntut ilmu di Pondok Madani (PM) Ponorogo Jawa Timur yang jauh dari rumah dan berhasil mewujudkan mimpi menggapai jendela dunia. Anda ingat Alif dari Maninjau? Atau Baso dari Gowa? Dan 4 teman mereka lainnya. Mereka menyebut diri mereka sebagai Sahibul Menara. Man Jadda Wajada.

image
Source

Begitu juga dengan Novel karya Tere Liye, hanya tiga yang sempat saya baca seperti Hujan, Pulang dan Rindu. Ini membutuhkan waktu sampai 20 hari, karena bukunya lumayan tebal.

image
Source

Kembali ke buku Api Tauhid karya Kang Abik, buku ini memang agak berbeda dari karya-karya Kang Abik lainnya, tapi semangat dan pesan dalam buku ini bisa membuat pembaca terhayun, seakan-akan berada disana.

Dalam novel ini, tidak hanya satu cerita yang disuguhkan, tapi dua: kisah percintaan Fahmi, dan sosok teladan dari Syaikh Said Nursi.

Said Nursi Badiuzzaman adalah seorang tokoh ulama besar asal Turki. Seorang jenius yang hapal sekitar 80 kitab di usia belasan tahun. Karena kemampuannya itu, sang guru, Muhammed Emin Efendi memberinya julukan ‘Badiuzzaman’ (Keajaiban Zaman). Sebuah novel sejarah yang mengisahkan perjuangan Said Nursi, dengan berbagai peristiwa di balik runtuhnya khilafah terakhir Turki Utsmani, yang mengubah wajah sejarah dan peta politik dunia hingga kini.

Lalu, bagaimana kisah antara Fahmi, Aysel dan Emel? Semuanya ada dalam buku ini. Penasaran? Ayo gunakan ESBIDI dan ESTEEM kamu untuk yang bermanfaat.

Buku ini layak untuk teman-teman rekomendasikan untuk di baca, terutama bagi penggemar novel roman dan sejarah.
Sekian, terimakasih.

Koetaradja, 3 Mei 2018

Sedikit referensi :[1](- https://www.google.co.id/amp/s/referensibukubagus.wordpress.com/2015/02/24/sinopsis-dan-resensi-buku-api-tauhid-karya-habiburrahman-el-shirazy/amp/), [2](- https://nurbaitihikaru.wordpress.com/)

H2
H3
H4
3 columns
2 columns
1 column
Join the conversation now