Dampak yang akan mereka rasakan bukanlah dalam waktu dekat ini. Mungkin butuh waktu bertahun-tahun untuk mereka rasakan dampak negatif akibat ulah dan perbuatannya itu. Susah untuk membangun kesadaran akan pentingnya menjaga keselamatan tersebut karena dampak negatif akibat perbuatannya tidak akan mereka rasakan secara langsung, atau bahkan konsekuensinya itu harus di tanggung oleh anak cucunya itu.
Konsekuensi lain akibat ulah dan perbuatannya itu terjadi konflik antara manusia dengan hewan atau binatang hutan, seperti; Harimau, Gajah, Orang Hutan dan binatang-bintang liar lainnya. Menjadi hal yang sangat ironis, konsekuensi yang ditimbulkan sebegitu parahnya. Namun bagi si pelaku seakan-akan seperti orang yang tak bersalah dan bersih dari dosa. Ironis sangat perbuatan sang penghancur dan perusak tatanan alam yang sudah diatur oleh Sang Khalid sedemikian rupa.
Banjir bandang menjadi tamu wajib yang akan hadir setiap tahun untuk memjumpai sang tuannya. Ia datang tidak hanya menghancurkan sang pengahancur dan perusak tatanan hutan. Siapapun yang ada di depannya akan dijadikan teman dan diajak ikut serta bersama untuk menemaninya. Banjir tidak mengenal apapun, mau dia hidup atau mati kalau sudah menjadi penghalang laju derasnya. Maka penghalang tersebut akan disikatnya tanpa sisa.
Sebegitu dahsyatnya dampak negatif yang ditumbulkan akibat pengrusakan terhadap hutan. Bisakah ini dibilang konsekuensi logis akan penghancuran dan pengrusakan terhadap hutan? Sudah saatnya kita sadar akan pentingnya menjaga hutan agar terhindar dari kerusakan. Kalaupun mengambil manfaat dari hutan, maka lakukanlah dengan baik dan menjaga kelestarian hutan.