Kali ini aku akan sedikit cerita semasa kecilku tentang burung yang dulu sering terdengar di waktu malam. Tapi sekarang saya rasa keberadaannya sudah mulai punah, itu menurut pengamatan saya.
Saya ingat betul Burung Hantu atau Manuk Ceguk dalam bahasa ngapak di buat untuk menakut-nakuti saya kalau saya rewel tak mau lekas tidur.
Burung Hantu boleh dikatakan rajanya burung, percaya atau tidak mungkin silahkan di coba. Aku pernah melihat seorang penangkap burung liar, dia hanya membawa burung hantu yang di taruh di kurungan.
Dan aku juga menyaksikan sendiri burung-burung kecil banyak yang mendekatinya.
Tapi sebaiknya jangan dilakukan supaya habitat burung terus terjaga.
Burung Hantu atau manuk ceguk karena bunyinya memang begitu, di tempat asalku sebagai simbol kekuatan. Tapi jaman sekarang kayaknya sudah tak lagi setuju dengan paham itu. Jaman sekarang mungkin yang punya uang banyak dialah yang punya kekuatan. Saya yakin anda setuju, dengan candaan saya.
Burung Hantu termasuk binatang Karnivora, seperti tikus, ular sebagai mangsanya. Makanya jarang orang memeliharanya, mungkin ada yang memeliharanya aku rasa mereka mengganti menu makannya dengan ikan mentah atau lainnya.
Kali ini aku dipertemukan lagi dengan burung yang pernah diperalat untuk menakuti saya waktu kecil. Tapi rasanya kali ini bukan takut lagi, tapi lebih pengin tahu dan pengin sekali aku memotretnya yang banyak.
Mungkin akan lebih seru lagi kalau aku bisa memegangnya tapi kali ini aku tidak takut pada suaranya, tapi aku lebih takut keparuh dan cakarnya.
Paruhnya yang keras dan tajam difungsikan untuk merobek dan menyantap makanannya.
Sedangkan kuku cakarnya yang kuat dan tajam difungsikan untuk menangkap mangsanya.
Saya rasa kalau ditaruh ditangan tanpa pelindung kulit kita bisa sobek dibuatnya.
Tanpa malu dan ragu aku ambil bebe
Demikian suguhan yang aku dapati dihalaman rumah milik pelanggan saya. Selamat menikmati dan semoga anda terhibur.
Terima kasih
Bekasi, Indonesia