Petani “Penyangga Tatanan Negeri”

1.png

Selamat berjumpa kembali sahabat hivers dimanapun berada, semoga senantiasa diberi kesehatan dan kelapangan rizqi. Sudah makan apa saja hari ini kawan? Jawabanya mungkin beraneka ragam tergantung selera masing-masing. Makanan merupakan salah satu kebutuhan pokok dari makhluk hidup, terutama manusia karena makanan merupakan salah satu dari kebutuhan pokok, disamping kebutuhan pokok yang lain yaitu sandang dan papan, serta kebutuhan yang lainya.

3.png

Setiap hari kita menikmati lezatnya hidangan makanan minimal tiga kali dalam sehari, nasi, sayur mayur, lauk pauk, buah-buahan serta makanan tambahan lainya. Apa yang kita makan tiap hari merupakan hasil jerih payah dari para petani sebagai produsen pangan, dari tangan-tangan petani yang tak kenal lelah untuk bercocok tanam akhirnya tiap hari kita dapat merasakan nikmatnya makanan. Hampir seharian mereka berjemur dibawah teriknya matahari, keringat bercucuran membasahi kain lusuh yang dikenakanya, tubuh lusuh kotor bermandikan lumpur mereka lakoni setiap hari. Tatkala hujan mereka tak jarang hujan-hujanan basah kuyup dengan mengenakan penutup kepala seadanya.

4.png

Berbagai masalah sering dialami oleh para petani dalam menggeluti dunia usahanya. Kelangkaan pupuk ketika sudah waktunya pemupukan, semakin tingginya harga pestisida, pengaruh cuaca yang berubah-ubah, sampai pada harga barang pertanian tengkulaklah yang menentukan, padahal idealnya petani sebagai penjual yang menawarkan harga sebagai pemilik barang dan tengkulak yang hendak membeli menawar dari harga yang diajukan petani, tapi pada kenyataanya malah terbalik. Hal itu yang menjadi sebab apa dan mulai kapan terjadi seperti itu saya sendiri tidak mengetahuinya, sejak saya kecil tiap kali bapak menjual hasil pertanianya sudah seperti itu. Jadi masalah yang dihadapi oleh petani mulai dari awal penggarapan sampai pada saat penjualan hasil pertanian.

5.png

Dari berbagai kendala yang sering dihadapi oleh para petani mungkin saja ini yang menyebabkan para pemuda jarang yang terjuan dalam dunia pertanian. Para pemuda diera milenial sekarang ini mungkin saja beranggapan bahwa dunia pertanian tidak lagi profide dibandingkan dengan sektor usaha lain yang lebih menjanjikan. Ditambah lagi sebagian masyarakat beranggapan bahwa petani adalah profesi yang dipandang sebelah mata. Didesaku sebagian besar orang yang bekerja di sawah usianya rata-rata diatas 50 tahun, para penggarap sawah juga seperti itu. Dari hal tersebut terkadang saya berfikir jika seperti ini kondisinya lantas siapa yang akan melanjutkannya. Orang tua yang berprofesi sebagai petani saja anaknya belum tentu mau melanjutkan profesi orang tuanya apa lagi yang bukan, meskipun tidak sepenuhnya anggapan itu benar sih.

2.png

Sekian cerita dari saya seorang anak yang dilahirkan dari orang tua petani, serta sedang berusaha untuk melanjutkan warisan budaya leluhur berupa tani, semoga saja ada manfaatnya dan terimakasih bagi yang telah sudi membacanya. Selamat malam selamat beristirahat. Salam @embunpagi.

H2
H3
H4
3 columns
2 columns
1 column
Join the conversation now