Guruku...(Refleksi Hari Guru)

image
(Gambar hanya ilustrasi, sumber:selebshop.com)

Guru pertamaku adalah ibuku, kemudian ayahku, lalu kakak dan abangku, selanjutnya adalah lingkunganku. Artinya, semua yang memberi warna dalam hidupku adalah guruku.

Saat Sekolah Dasar aku paling ingat dengan seorang guru yang sering kami panggil Pak Din, guru bertubuh mungil itu sering memberi nasehat yang bermakna pada kami. Meski saat itu usia kami masih belia, tapi nasehatnya sudah melampaui usia kami. Tapi hari ini kami anggap nasehat itu sangat berguna.

Di SMP guru yang paling saya ingat adalah wali kelas saya, hal ini karena beliau pernah menampar saya. Guru perempuan ini marah sama saya karena saya dianggap bandel, karena saat itu kelas kami dihukum untuk senam pagi dua kali, karena tidak disiplin. Nah, saya salah satu murid yang disalahkan pada saat itu, maka sampai di kelas "obat cap lima" pun mendarat di pipi kecil saya. Sakitnya tak seberapa, tapi malunya itu loh? Tapi tak apa-apa, semua sudah saya maafkan.

Di SMA guru yang paling saya ingat adalah Guru Mapel Bahasa Indonesia, kami sering memanggilnya Pak Nu. Salah satu materi yang paling berkesan buat saya adalah Materi Pesan Berantai. Dimana setia siswa meneruskan pesan ke siswa lainnya dengan cara berbisik, sampai pesan itu diumumkan di depan kelas. Ternyata hasilnya rata-rata pesan yang sampai rata-rata bias alias tercecer di jalan hehe.

Tapi apapun yang pernah kuliah, berkat bimbingan gurulah hari ini aku telah menjadi guru (saat ini saya menjadi dosen di Politeknik Negeri Lhokseumawe). Saya juga telah menjadi seorang wartawan, sesuai dengan cita-cita awal. Semua itu berkat guru.

Untuk jasamu yang belum sanggup terbalas, mudah-mudahan Allah melimpahkan pahala buatmu guru-guruku.

Selamat hari guru....[]

H2
H3
H4
3 columns
2 columns
1 column
Join the conversation now
Logo
Center