Berbagi Rahasia RAMALAN Laguna Segara Anakan

6-01.jpeg
Source : Citra Satelit Landsat 8

Cilacap tak akan pernah lepas dari image gembong napi kelas kakap yang sedang menjalani hukumannya di lapas Pulau Nusakambangan. Tapi tahu kah kamu, di balik Pulau Nusakambangan tersingkap kehidupan para nelayan yang tinggal di Kampung Laut?

IMG20150620133606.jpg

Mereka hidup damai jauh dari keramaian kota. Bukan untuk mengasingkan diri, tapi mereka ingin hidup layaknya para leluhur yang dekat dengan alam. Mata pencaharian pun mayoritas sebagai nelayan laut atau keramba udang yang mereka pasang dekat-dekat dengan kawasan mangrove. Karena di kawasan mangrove itulah tersimpan harta karun berharga mereka.

7-01.jpeg

Aneka flora, fauna dan macam-macam organisme hidup berkembang biak di dalam kawasan mangrove yang terkenal dengan ekosistem "Mega biodiversity" nya. Semua harta ini merupakan pemberian dari Tuhan yang dapat mereka manfaatkan dengan bijak.

IMG-20180519-WA0036-01.jpeg

Dulu waktu aku masih kecil belasan tahun silam, ibu ku pernah mengajakku mengunjungi Kampung Laut ini, tepatnya di desa Ujung Gagak.
Akomodasi kapal klothok merupakan kendaraan yang lumrah disana. Rumah-rumah mereka tipikal seperti hendak akan menggelar konser, berpanggung tinggi yang di topang dengan kayu kokoh dan lantai dasarnya pun langsung tergenang air.
Dan kehidupan malam disini amatlah gelap, tak ada aliran listrik di desa, hanya hamparan milky way bintang yang tampak dari kejauhan.

3-01.jpeg
*sumber: KPSKSA

Beranjak dewasa, aku pun kembali lagi kesini dengan alasan project kampusku. Aku kaget bukan kepalang, kampung yang dahulu terapung-apung, kini sudah punya lantai kokoh di tanah. Tak seperti dulu lagi, listrikpun baru masuk sekitar tahun 2012 dan mulai mengalir di seluruh penjuru kampung, yaa walaupun penggunaannya masih di batasi dan masih disokong dengan panel surya penghasil listrik lainnya. Setidaknya disana mereka sudah mendapatkan secercah cahaya untuk anak kecil belajar maupun sekedar menonton tv di malam hari.

IMG20150601094521.jpg

Kondisi ini sungguh ironis memang, dikala kita mau menelisiknya. Cilacap merupakan pemasok tenaga listrik untuk region Jawa-Bali lewat PLTU nya, tetapi masih saja kampung laut menjadi desa perioritas akhir di aliri listrik.

IMG20150621150503-01.jpeg

Yang tak banyak berubah dari kampung laut ini adalah kondisi kesulitan air tawar bersih dan segar. Walaupun dikelilingi air, mereka tetap membutuhkan air tawar bersih untuk kebutuhan sehari-hari. Disana ada profesi pedagang air yang menjajakan air bersih mereka pada masing-masing rumah yang ada. Pedagang ini mengambil air tawar dari sumber mata air goa yang ada di Pulau Nusakambangan, harganya pun sangat murah, hanya Rp. 5000 per kapal.

Jangan bayangkan air bersih yang dibeli akan benar-benar bersih dan higenis hasil distilasi yang canggih. Dengan keterbatasan yang ada, air ini bukan lah di tampung dalam gentong besar, melainkan hanya di tampung di badan kapal kelothoknya saja. Tak heran jika kadang kaki pedagang air yang tak beralas itu mencelup ke air bersih yang akan di jualnya. Memang terlihat jorok, tapi begitulah kondisi yang ada.

IMG_20180519_225201-01.jpeg
*sumber: KPSKSA

Para pedagang ini akan mengantarkan air dagangannya ke belakang rumah penduduk yang membeli air mereka. Rata-rata rumah disini memanglah berhalaman belakang sungai, sehingga hanya perlu merapatkan kelothok ke dermaga rumah pelanggan dan kemudian menyalurkan airnya menggunakan selang panjang. Tak ada istilah angkut-angkut air disini.

16.JPG

Lepas dari sisi kehidupan harian di kampung laut, ada anak dari sesepuh desa bercerita kepadaku, Nenek moyang mereka pernah meramalkan tentang kampung mereka, bahwa nanti suatu saat kondisi mereka akan berubah drastis. Kampung laut ini akan bersatu dengan daratan Cilacap dan mereka tidak akan lagi hidup terapung di laut.

Dan Lihatlah sekarang, ramalan itu perlahan-lahan benar menjadi fakta.
Kampung yang semula terombang ambing dilautan kini sudah tertancap di tanah. Dan tinggal menunggu waktu saja kapan keseluruhan ramalan itu terjadi, ramalan yang menyatakan tanah desa mereka akan bersatu dengan Cilacap.
Lihatlah perubahan luasan Segara Anakan yang terjadi:
1-01.jpeg
*Laguna tahun 1813 (KPSKSA)
5-01.jpeg
*Laguna tahun 2015 dilengkapi koordinat pengecekan sedimen

Kampung laut terkenal memiliki laguna yang disebut "Segara Anakan". Dari sinilah ramalan itu berasal. Kawasan ini merupakan perairan estuaria semi tertutup dan merupakan muara dari sungai sungai besar yang berhulu dari Jawa Tengah maupun Jawa Barat.

Segara anakan terlindung oleh pulau karang Nusakambangan yang memisahkan mereka dari arus ombak besar Samudera Hindia sehingga walaupun tetap memiliki pengaruh pasang surut air laut, setidaknya pengaruhnya tidak begitu merusak. Inilah yang menyebakan aneka spesies mangrove sangat hidup subur. Karena mangrove hanya akan tumbuh pada kondisi tanah berlumpur dengan kadar salilitas yang tinggi dengan arus laut yang relatif tenang.

IMG-20180519-WA0037-01.jpeg
*kondisi air yang keruh mengandung banyaknya material sedimen

Pada Laguna Segara Anakan banyak timbul delta baru/daratan akibat menumpuknya material sedimen yang dibawa ke muara laguna oleh sungai-sungai besar seperti Sungai Citanduy, Cibeureum, Palindukan, dan sungai sungai kecil lainnya.
Ini lah fakta ramalan itu, kondisi laguna segara anakan yang dahulu sangat luas seperti lautan, kini berubah menjadi sangat kecil.

IMG_20180519_231624.jpg
*dok. penelitian tentang sedimentasi

Bahkan ada seorang peneliti dari Lapan, Ita Carolita, membuat sebuah permodelan pola perubahan luas laguna, dan hasilnya, memprediksi pada tahun 2112 nanti, laguna Segara Anakan hanyalah tinggal kenangan. Semuanya akan menjadi daratan, yang artinya Kampung Laut akan menjadi bagian daratan dari Kabupaten Cilacap.
Kemudian lama kelamaan hutan mangrove yang ada pun perlahan akan musnah akibat tak adanya lagi pengaruh pasang surut air laut.

2-01.jpeg
*[source] : jurnal penelitian Ita Carolita

Semua ini akan mungkin terjadi perlambatan jika ada upaya getol pemerintah untuk menanggulangi masalah sedimentasi yang serius ini, seperti pengerukan rutin pada laguna, normalisasi sungai dan pelaksanaan rencana sodetan sungai Citanduy yang sempat tak terlaksana

IMG20150621145050-01-01.jpeg

Jika semua upaya itu gagal terealisasi, bukan tidak mungkin ramalan nenek moyang kami akan menjadi fakta, bukan di tahun 2112 tapi akan secepatnya.

H2
H3
H4
3 columns
2 columns
1 column
Join the conversation now
Logo
Center