Raya di Rantau

Allaahu Akbar..Allaahu Akbar..Allaahu akbar...Laa ilaaha illallaahu Allahu Akbar..Allaahu Akbar..wa lillaahil hamd.

Saat ini, gema takbir sedang berkumandang di langit bumi Siliwangi. Syahdu, saling bersahutan menyambut gelapnya malam. menyapa hati-hati yang kesepian dan dipenuhi kerinduan akan sedapnya "Gule Sie Meugang" di Tanah Rencong.

Usaha menggapai cita membuatku harus merayakan 'Aidul Adha jauh dari keluarga untuk PERTAMA kalinya dalam hidupku. Pertama kalinya pula tidak ikut serta menyibukkan diri di dapur bersama mamak. Tidak dapat menyantap "Rendang" terenak di dunia. Tidak bisa bersih-bersih rumah bersama seperti biasanya. Tidak ikut menantikan pawai takbiran di depan rumah dan yang paling menyedihkan adalah fakta bahwa tidak bisa menjabat tangan kedua orang tua untuk memohon maaf di pagi Raya.

Sebenarnya, ini bukan kali pertama aku jauh dari rumah. hampir separuh usiaku kuhabiskan di perantauan. hanya saja, aku selalu berkesempatan pulang setiap hari Raya tiba. namun tidak kali ini. karena beberapa alasan, 'Aidul Adha tahun ini harus kurayakan dengan hati yang sesak karena merindu.

Bahagia? aku berbahagia dan bersyukur masih Allah beri kesempatan melakukan sunnah-sunnah menjelang dan di hari Raya terbesar umat Islam ini. Alhamdulillah, meskipun tidak bersama kedua orang tua dan adik-adikku. setidaknya aku masih bisa merayakannya bersama teman-teman seperjuangan di tanah rantau.

Saat ini, disinilah aku, tak sabar menunggu pagi agar 'Aidul Adha tahun ini cepat berakhir dan rindu pun segera berlalu.

Selamat hari Raya 'Aidul Adha Steemians dimanapun berada.

salam dari rantau,

@udasfrow

H2
H3
H4
3 columns
2 columns
1 column
Join the conversation now