Penggunaan tutur kata yang baik dilingkungan sosial

image
Manusia sebagai makhluk sosial, tentunya selalu berinteraksi dengan orang lain, baik itu dengan keluarga , teman, sanak saudara, teman organisasi, teman kerja, bahkan anak - anak.

dalam berinteraksi tentunya selalu menggunakan kata yang sesuai dengan lawan bicara. Misalnya, ketika berbicara dengan teman, sudah tentu berbeda saat berbicara dengan orang tua.

Sekarang, sudah jarang ditemui seseorang ketika berinteraksi menggunakan kata-kata yang baik dan enak didengar. Carut marut mungkin bagi sebagian sudah biasa ditelinga. Tapi bagi sebagian lainnya masih belum biasa dengan keadaan seperti itu.

Biasanya ucapan tak senonoh sering terjadi di kalangan anak muda, karena kedekatan dan kebiasaannya entah itu di ruang lingkup organisasi, tempat kerja, perkuliahan atau dimanapun mereka sering berjumpa.

image

Kata-kata tidak senonoh atau tidak pantas seperti sebutan nama binatang “anjing, babi” atau sebagainya, sebenarnya kata itu tidak kasar jika digunakan pada tempatnya, namun akan berubah jika itu ditujukan kepada seseorang. Belum lagi kata carut marut yang di biasa di ucapkan.

penggunaan kata-kata tidak pantas juga terjadi dikalangan para orang tua. Entah itu ketika berjumpa di warung kopi atau di acara pernikahan terkadang mereka lupa akan disekitarnya, mereka terus berbicara tanpa memperdulikan siapa saja yang berada di sekitar mereka tanpa terkecuali yang mendengarkan pembicaraan mereka itu adalah anak-anak.

**Dampak penggunaan kata yang tidak pantas anak **

image
Mungkin sebagian dari kita pasti pernah mendengar ketika anak - anak berbicara, namun yang di sayangkan ada terkadang dalam pembicaraan mereka kita mendengar kata yang tidak pantas mereka ucapkan, terasa geli dan kesal, ingin rasanya kita memarahinya.

mengapa demikian??
Haruskah mereka yang kita salahkan??

Saya sepakat seperti yang dituliskan oleh @yellsaints24 seorang penulis di steemit yang berasal dari GRUP KSI chapter BARSELA https://steemit.com/indonesia/@yellsaints24/haruskah-anak-yang-disalahkan
penulisan itu berkenaan dengan seorang anak yang melihat gambar tak senonoh
tapi dibiarkan oleh orang tuanya, kemudian ada yang berpendapat bahwa itu salah anak, padahal jika kita peduli terhadap si anak tidak akan pernah terjadi hal yang demikian jika kita mencegahnya. intinya anak berlaku demikian tentu disebabkan oleh lingkungannya terutama keluarga kemudian baru lungkungan disekitarnya.

Begitupun dengan penggunaan kata dalam keseharian kita, mungkin kita terlalu ceplas ceplos dalam menggunakan kata-kata yang seharusnya tidak boleh didengar oleh anak-anak yang kemudian berdampak terhadap prilaku anak ketika berbicara dengan lawan bicaranya sehingga terkesan anak - anak jaman sekarang tidak lagi beradap.

Lantas apa kewajiban kita untuk menjaga prilaku generasi bangsa??

image

Anak - anak itu bagaikan kertas putih, apa yang ingin dituliskan akan terlihat, jika kita menulis kata yang baik, maka akan baik, begitu sebaliknya.

Teringat akan cerita emak-emak, katanya kalau dulu beda dengan sekarang, dulu jika ada orang tua yang berbicara maka anak - anak dilarang untuk mendengarkan percakapan orang tua. Mendengarkan saja dilarang apalagi duduk bergabung bersama orang tua.

Sudah saatnya kita ubah kata - kata yang tak senonoh, kasar, tidak sopan yang sering kita gunakan dalam keseharian kita, karena ditakutkan bisa mewabah terhadap anak jika mendengarnya, tentunya tidak ingin jika itu terjadi kepada keluarga dan sanak saudara kita.

Ucapan kita juga menggambarkan jati dari diri kita. Jangan sampai nanti ketika kita menegur anak - anak dan mereka balik serang kita “abang kan juga demikian”.

Tentunya memalukan bukan??

H2
H3
H4
3 columns
2 columns
1 column
Join the conversation now