Aceh Menjadi Poros Penyebaran Agama Islam Part I

image
Peninggalan sejarah Aceh

Aceh dijuluki Serambi Mekkah karena islam masuk ke nusantara pertama sekali melalui pintu Aceh mulai abad ke-7. Persentase penduduk Aceh yang paling banyak beragama islam dibandingan wilayah lain di Indonesia. Meskipun ada, namun sinkretisme di Aceh tidak sekuat di Jawa. Aceh menjadi pusat pendidikan dan distribusi informasi tentang Islam di Asia Tenggara. Sejak dibukanya Universitas Islam Cot Kala di Peureulak, yang kemudian dilanjutkan oleh Universitas Baiturrahman di Banda Aceh, banyak santri-santri dari wilayah Asia Tenggara yang belajar ke Aceh dan kemudian membuka pusat pendidikan Islam di wilayah masing-masing. Banyak calon jemaah haji dari berbagai wilayah nusantara berangkat melalui Aceh, baik yang langsung berangkat maupun yang menetap sementara untuk mendalami islam lebih dulu di Aceh. Aceh pernah tercatat sebagai Kerajaan Islam terbesar ke-5 di dunia. Kerajaam Aceh menjalin hubungan baik dengan superpower waktu itu yaitu kerajaan Turki. Banyak orang Timur Tengah yang menetap di Aceh untuk berdagang maupun bekerja (expatriates) di Aceh dan dalam penentuan domisili para pedagang dan pekerja asing, pemerintah Kerajaan Aceh pernah menetapkan kebijakan seperti Mekkah yaitu orang non muslim tidak diperkenankan untuk memasuki kota Banda Aceh. Mereka hanya boleh berkeliaran di wilayah terbatas sekitar pelabuhan dan malamnya menginap dipelabuhan atau kapal.

image

Kontak antara Aceh dan Timur Tengah sudah berlangsung sejak sebelum Islam ada, yaitu ketika pedagang Arab melakukan perjalanan niaga menuju ke Timur Jauh dan singgah di Aceh untuk memperbaiki kapal, mengisi logistik, dan berniaga kecil-kecilan dan bahkan ada yang kemudian menetap dan berkeluarga di Aceh. Hal ini mempermudah proses masuknya Islam pertama ke Indonesia melalui Aceh pada akhir abad pertama hijriah (abad ke-7) yang dibawa oleh para pedagang Arab, Persia dan juga India (yang sudah di islamkan duluan) dalam suatu pola interaksi yang unik antara berdagang dan berdakwah.

image

Syari'at Islam mulai membumi di Aceh pada penghujung abad pertama hijriah dan terus mewarnai sejarah Aceh dalam bentuk Islam menjadi dasar negara, pedoman hukum tertinggi negara, budaya masyarakat. Syari'at Islam yang disebarkan oleh pedagang Arab dan India melalui akululturasi-budaya sangat berhasil. Para penyebar Islam periode awal memprioritaskan pemantapan akidah, akhlaq dan sebagian kecil hukum keluarga. Islam lebih memiliki kekuatan politik ketika banyak raja pimpinan wilayah memeluk agama Islam dan menjadikan Islam sebagai ideologi negara sehingga intervensi negara berjalan, sehingga syari'at Islam dapat dilaksanakan sebagai hukum-hukum publik dan privat. Bahkan mulai menjadi norma yang mengatur seluruh sendi kehidupan masyarakat (bidang politik, hukum, pendidikan, ekonomi, sosial budaya dan lain-lain) dan merupakan hukum yang hidup (living law) dan memiliki keterkaitan sosiologis-sakralitas bagi masyarakat Aceh.

Bersambung,

image

H2
H3
H4
3 columns
2 columns
1 column
Join the conversation now