Puisi | Kesawan Sore Hari (Bagi Yoyo Tjong)

image
(Image by Google)

Sahabat steemians yang berbahagia. Di mana pun anda berada, semoga selalu sehat, damai dan dilancarkan segala urusan.

Kali ini, saya ingin memposting tentang Medan. Bukan tentang peristiwa yang terjadi baru-baru ini: tentang demo mahasiswa se kota Medan yang ricuh karena bentrok dengan aparat kepolisian. Bukan. Tidak berhubungan sama-sekali dengan peristiwa itu.

image

Yang menjadi bahan postingan kali ini yaitu berupa puisi yang pernah saya panggungkan di kota Medan. Berkisah tentang kota tua yang disebut dengan Kesawan. Judulnya:

KESAWAN SORE HARI

Sepanjang Ahmad Yani..
Peninggalan lama itu tercecer sudah
Dan kita memungut lembaran kenangan lewat mata-kaki
Mencatatkan ingatan pada sejarah, duka-lara, dan gejolak sosial
Sehingga kuntum rahasia pun mengelopakkan tangkainya bila sore tiba
Dan matahari kian menggeser budi-bahasa ke pelupuk-pelupuk senja

Sepanjang Ahmad Yani..
Arsitektur kusam memaparkan makna kesungguhan dan pura-pura pada kesangsian zaman:
Belanda, Melayu, Tionghoa, berkisah tentang ragam, bentuk, jenis, rupa, dan dinamika
Semua mendebarkan dada dan aku tak begitu paham, apakah kau ada, atau cuma kata

Sepanjang Ahmad Yani..
Bangunan-bangunan tua jadi panorama yang menggetarkan kesangsian
Mulut-mulut tak pernah bisu oleh suara walet yang memekakkan telinga dagang lara
Bahkan mempertegas malam pada dusta sejarah yang menjadikannya sia-sia

(Irman Syah | Rohmantik)

image
(Image by Google)

Demikian butir-butir puisi tersebut melalui larik dan baitnya. Puisi yang sengaja saya bacakan pada sebuah event di lokasi kejadiab yang sesungguhnya: Kesawan.

Bekasi, 22 September 2018

DQmNYVk6VCjZXBdGVTHyJsrNf2KG9yJvB88P5ogTQcJhm9x.gif

Salam KSI
Irman Syah | @mpugondrong

H2
H3
H4
3 columns
2 columns
1 column
Join the conversation now