Kisah ini pernah saya dengar dari RRI pro 1 Lhokseumawe beberapa tahun yang silam. Sampai sekarang saya masih mengingatnya seolah-olah telah terpatri di hati saya.
Seekor induk burung sangat senang sekali karena berhasil menetaskan beberapa ekor anak burung. Si induk tampak bahagia sekali dan mulai membesarkan anak-anaknya.
Hari berganti hari si anak-anak burung mulai besar dan mulai belajar terbang. Namun diantara anak-anak burung tersebut ada seekor anak burung yang berbeda dari saudara-saudaranya. Ketika saudara-saudaranya belajar terbang ke atas dahan-dahan pohon yang tinggi, dia lebih suka terbang atau berada di dahan pohon yang rendah saja.
Begitulah seterusnya. Waktu terus berjalan, si induk sudah tua dan tidak sanggup mencari makan lagi untuk anak-anaknya.
Si anak burung hanya bisa mencari makan di dahan yang rendah sedangkan saudara-saudaranya bebas terbang ke sana kemari keatas pohon-pohon yang tinggi di balik awan.
Si anak burung mendekati induknya dan berkata, " Ibu, kenapa nasib aku seperti ini, sayapku tidak kuat terbang ke pohon-pohon yang tinggi untuk mencari makanan seperti saudara-saudaraku".
Lalu dengan berlinang air mata sang induk menjawab, " Anakku, engkau dilahirkan dengan sayap yang sama dengan saudara-saudaramu, namun engkau sendirilah yang memilih untuk merangkak untuk menjalani kehidupan yang keras ini".
Dari kisah tersebut dapatlah kita ambil kesimpulan yaitu bagi generasi muda, selagi ada waktu dan kesempatan cobalah belajar dan bekerja yang giat untuk mencapai cita-cita sehingga nanti akan mudah untuk menjalani kehidupan ini.