Membuang Sampah Sembarangan adalah Kearifan Lokal

image


Rasanya aneh, bahwa masyarakat kita masih terbiasa membuang sempak sembarangan. Eh, maaf, maksud saya sampah sembarangan. Namun taukah kamu, kita, dia, dan mereka-mereka itu juga, bahwa sebenarnya kebiasaan buang sampah sembarangan itu telah mengakar sejak lama dalam masyarakat kita, terutama pada masyarakat tradisional.

Ya, buang sampah sembarangan merupakan salah satu bentuk dari kearifan lokal (local wisdom) itu sendiri. Mengapa? Cam mana bisa? Kok begitu, begana itu? Boh labu tuha, ya karena itu, buang sampah sembarangan sebenarnya mengandung nilai positifnya. Makanya secara tidak langsung, kebiasaan itu masih terwarisi hingga sekarang, dengan sadar atau hilang ingatan; *pungo.

Kearifan lokal yang begini memang begitu sulit dimengerti oleh orang kota, terutama karena adanya sikap sok suci pada mereka. Seolah-olah buang sampah sembarangan itu hina, tidak berguna, serta ketinggalan. Padahal jika kita pikirkan secara mendalam, buang sampah sembarangan itu justru perlu digalakkan, agar kita bisa cepat makmur, subur dan mujur.

Coba anda bayangkan, jika kita berak sembarangan, pasti tanah-tanah menjadi subur, tidak usah kita harus utang pupuk lagi, atau bayangkan jika kita buang biji-bijian di sembarang tempat, misalnya dalam mulut politikus, lalu dengan sendirinya biji tersebut tumbuh menjadi pohon, dan tanpa harus dipupuk lagi ia akan tumbuh lebat, karena mulut politikus juga banyak kotorannya. Maka bukankah itu sangat baik dan emeijing?

Saya membayangkan juga ketika binatang-binatang liar tidak membuang sampahnya di sembarang tempat, maka tumbuh-tumbuhan itu tidak tumbuh merata dan subur di sembarang tempat. Bayangkan juga betapa banyak biji-bijian berkualitas yang telah kita musnahkan ke septic tank saat kita berak, bukankah itu sia-sia? Kalah bermanfaat lobang pantat kita dengan lobang pantat Luwak. Padahal boleh jadi di sana ada biji-bijian berkualitas yang menggantung.

Memang, yang saya bicarakan ini adalah sampah organik, yang mudah terurai. Misalnya sampah alam, sampah manusia, sampah perkantoran, sampah rumah tangga, sampah konsumsi, sampah industri dan sampah masyarakat. Sedangkan sampah anorganik yang dihasilkan oleh pabrik-pabrik di kubu kota, sudah pasti harus dibuang ke tempat sampah, karena itu akan sangat mengganggu ekosistem makhluk hidup di manapun, tidak terkecuali di gampong atau desa.

Akhirnya, saya hanya pingin bilang itu aja, selamat siang! Jangan lupa mamam.

@kitablempap


Sumber foto: www.dinfo.gr

H2
H3
H4
3 columns
2 columns
1 column
Join the conversation now