Refleksi 13 Tahun Tsunami Aceh

image
Tsunami Aceh (Sumber Foto: Tribunnews)

Tanpa terasa sudah 13 tahun tsunami Aceh, sebuah "kiamat kecil" yang meluluhlantakkan Negeri Syariat di ujung Pulau Sumatera. Tak tanggung-tanggung akibat gempa dan naiknya gelombang air laut ke daratan telah memakan ratusan ribu nyawa serta menghancurkan ribuan bangunan. Sungguh bencana terdahsyat dalam sejarah manusia modern.

Hari ini, 13 tahun sudah berlalu, tetapi sisa-sisa kedahsyatan bencana itu masih tersisa jejaknya. Sebagian sudah dijadikan mesium untuk menjadi pelajaran buat anak negeri di ujung negeri.

Lalu, apa yang tersisa dari bencana maha hebat itu? Akankah kita hanya akan mengenangnya atau merayakan karena kita masih diberi kesempatan hidup oleh Allah? Atau kita bisa mengambil hikmah dan iktibar di balik bencana itu, bahwa manusia ternyata tiada berdaya di hadapan eksistensi Allah yang Maha Kuasa?

Apa yang bisa kita petik pelajaran dari bencana itu? Memenuhkan mesjid dikala waktu salat tiba, atau tetap menyibukkan diri dengan aktivitas semu yang tiada henti? Hanya pribadi kita yang bisa menjawab.

Menurut hemat saya, sudah saatnya kita kembali ke jati diri sebagai manusia, dengan mengisi hari-hari dengan hikmah keagamaan, demi persiapan bekal kembali ke kampung keabadian. Karena sesungguhnya hidup bukan lah masalah usia, tapi adalah persoalan ajal. Kapan-kapan tiba waktunya akan dipanggil, tidak menunggu kita siap atau tidak.

Kita memang harus mengenang mereka yang sudah duluan pergi pada saat tsunami, seraya tak lupa mengirimkan doa kepada saudara-saudara kita. Seraya tak melupakan kewajiban diri yang masih diberi kesempatan.

Sesungguhnya dibalik musibah dahsyat itu ada hikmah yang sungguh dirasakan oleh rakyat Aceh. Yakni perdamaian, tsunami adalah cara Tuhan menghentikan konflik 30 tahun antara Aceh dan Jakarta. Karena berkat tsunami lah, para pihak yang bertikai mau "dipaksa" duduk di meja perundingan, dan berakhir dengan kesepahaman damai melalui MoU yang ditandatangani nun jauh di Helsinki sana, pada 15 Agustus 2005.

Oleh sebab itu, hari ini Selasa, 26 Desember 2017 mari kita merenung sejenak, mari kita refleksi diri dengan cara mengisi kebaikan-kebaikan hidup yang tak kan lama lagi. Alfatihah![]

H2
H3
H4
3 columns
2 columns
1 column
Join the conversation now
Logo
Center