Meukek, Bagaimana Sejarah & Asal-usulnya?

22090024_1570496406304658_965301019035319304_n.jpg

Meukek merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Aceh Selatan. Kecamatan ini terdiri dari 22 gampong (desa) yang berada di antara kecamatan Sawang dan Labuhanhaji. Di sisi Barat dan Timur dipagari oleh Samudera Hindia dan Taman Hutan Leuser.

Meukek adalah tanah kelahiran saya. Begitu juga dengan Ayah dan Ibu, keduanya kelahiran Meukek, hanya berbeda gampong saja. Kakek dan Nenek dari sebelah Ayah maupun ibu juga berdarah asli Meukek. Mengenai Kakek atau nenek buyut, saya tidak tahu lagi.

Setiap penamaan suatu tempat tentunya punya makna dan sejarah tersendiri. Namun hingga saat ini saya belum mendapatkan jawaban memuaskan mengenai arti dan sejarah "Meukek". Dalam kosa kata bahasa Aceh sendiri tak saya temukan artinya.

19554389_1486900694664230_5120844637271030658_n.jpg

Hanya dari Ibu saya pernah mendengar kenapa kecamatan tersebut dinamakan Meukek. Kata beliau, dulu ada kapal laut pasukan Belanda yang hendak mendarat di pelabuhan Meukek. Sebelum berlabuh orang-orang penjajah dalam kapal itu meneriakkan kata yang mirip dengan lafal "Meukek". Maka dari itu lah dinamakan Meukek. Mengenai artinya, ibu tidak tahu.

Asal Usul Orang Meukek

Masyarakat pesisir Aceh mempunyai asal-usul beragam. Hal ini dikarenakan letak strategis Aceh sebagai tempat transit pelayaran internasional di masa dulu. Oleh karena itu berbagai macam suku bangsa pernah singgah di sini hingga menetap dan menjadi warga Aceh. Makanya masyarakat pesisir Aceh punya wajah beragam, ada yang mirip India, Arab, Eropa, China, dan lain-lain.

Meukek juga berada di pesisir sebagaimana wilayah Aceh Selatan pada umumnya. Di wilayah pesisir ini dihuni oleh 3 suku; Aceh, Aneuk Jamee, dan Kluet. Aneuk Jamee sendiri berasal dari Padang, bahasa yang digunakan juga masih bahasa Minang.

24174149_1622507827770182_8416363681930894039_n.jpg

Namun di kecamatan Meukek tidak ada suku Aneuk Jamee atau Kluet. Di sini total bersuku Aceh. Mengenai asal-usul orang Meukek masih menjadi pertanyaan dalam pikiran saya beberapa tahun terakhir.

Pernah ada seorang kawan mengatakan bahwa orang Meukek berasal dari wilayah Blang Bintang, Aceh Besar. Katanya saat zaman perang Belanda dulu mereka eksodus ke wilayah selatan Aceh untuk menghindari kejaran penjajah Belanda. Akhirnya mereka menetap di Meukek hingga beranak-pinak.

Mengenai pendapat ini, saya melihat ada beberapa kesesuaian. Pertama, pelafalan huruf "R" dan "L" dalam bahasa Aceh orang Meukek samar-samar. Mereka mengucap dua huruf tersebut seperti huruf "غ" dalam huruf Hijaiyah. Hal ini sama seperti bahasa Aceh di Aceh Besar. Kita bisa mendengar bahasa Aceh orang Blang Bintang, Lampeuneurut, Samahani, Montasik, dan lain-lain jika bahasanya masih asli atau belum "dimodifikasi".

Selain itu gaya bicara orang Meukek terdengar kasar, atau dalam istilah Aceh disebutkan crah beukah. Jika sedang berbicara sesama orang Meukek maka terdengar seperti sedang marah-marah, padahal tidak. Hal ini juga persis seperti gaya bicara orang di sebagian besar wilayah Aceh Besar.

Screenshot_2018-04-02-21-52-15-193_com.facebook.katana.jpg

Menurut rektor Universitas Teuku Umar (UTU) Meulaboh, Prof Jasman Ma`ruf masyarakat Meukek berasal dari 3 klan,yaitu keturunan nahkoda Arab, Macidah, dan Nyak Diman. Pernyataan ini disampaikan oleh Prof Jasman saat memberikan sambutan peringatan Maulid persaudaraan Meukek Banda Aceh-Aceh Besar di gedung Taman Budaya Banda Aceh yang saya kutip di akun Facebook Syarif Meukek.

Namun saya belum menemukan buku yang menjelaskan sejarah Meukek. Hanya beberapa pertanyaan tersebut yang disampaikan secara lisan. Hingga saat ini masih menjadi tanda tanya besar bagi saya.

H2
H3
H4
3 columns
2 columns
1 column
Join the conversation now
Logo
Center