This content was muted by moderators for not following community guidelines.

Pengaruh Bahasa Inggris Dalam Bahasa Daerah Bengkulu

image.png
Source

Persentuhan Bengkulu dengan Inggris relatif panjang, dari 1685 hingga Maret 1824, yang diakhirinya dengan penandatanganan The Anglo-Dutch Treaty of 1824 atau lebih dikenal sebagai Traktat London antara Inggris dan Belanda. Dalam traktat yang berisikan perjanjian tukar-menukar wilayah jajahan ini, Singapura dan Semenanjung Melayu diserahkan Belanda kepada pihak Inggris. Sebaliknya, Inggris menyerahkan Bengkulu kepada Belanda sebagai tukarannya. Namun, untuk tukar-menukar itu, Belanda juga masih harus membayar 10 juta pounds agar mendapatkan Bengkulu. Bengkulu ternyata mahal!

Wajar Bengkulu mahal. Sebagai pusat kekuasaan, Bengkulu merupakan lambang supremasi Inggris terakhir di kawasan Timur. Walaupun hampir tidak banyak keuntungan yang didapat Inggris dari Bengkulu, namun setiap penguasa-penguasanya selalu berdaya upaya membangun dan mempertahankan Bengkulu.

image.png
Fort Malborough Source

Setelah Inggris pergi, selain bangunan-bangunan dan struktur, seperti benteng Malborough, rumah-rumah petinggi dan tata kota, peninggalan Inggris lainnya di Bengkulu adalah pengaruh bahasa. Walaupun bahasa Inggris tidak pernah sempat menjadi bahasa yang dipakai umum oleh masyarakat, namun bahasa Inggris telah terserap ke nama-nama tempat di Bengkulu dan banyak kosa kata sehari-hari, atau mengkomplementer kosa kata yang telah ada.

Dalam kehidupan sehari-hari pemakaian kosa kata itu berdampingan dengan kosa kata asli Bahasa Bengkulu, kecuali jika memang kosa kata itu memang belum ada sebelumnya dalam perbendaharaan kata Bahasa Bengkulu. Beberapa hasil penelitian memperlihatkan, bahwa pengaruh ini terjadi sebagai akibat interferensi antara bahasa Inggris dengan bahasa Bengkulu, di mana satu bahasa tidak mengantikan bahasa lainnya, sebaliknya kosa kata dari kedua bahasa tersebut dipergunakan secara berganti-gantian.

Memang, akibat semakin luasnya dominasi pemakaian bahasa Melayu dan bahasa Indonesia, sebagian besar kosa kata itu telah tergeser, sehingga tidak begitu dikenal lagi oleh masyarakat Bengkulu, namun masih banyak orang tua kita yang masih menuturkannya.

Berikut ini beberapa kosa kata dalam bahasa Bengkulu, atau bahasa-bahasa di daerah Bengkulu, yang diserap dari Bahasa Inggris.

Screenshot_16.jpg

Nama-Nama Tempat:
Kebun Ros
:
nama kelurahan, berasal dari estate (perkebunan) milik Samuel Ross
Kebun Beler :
nama kelurahan, berasal dari estate milik William Blaire
Kebun Geran :
nama kelurahan, berasal dari estate milik Gerald ......
Pulau Bai :
Sebuah teluk (bay) yang menjadi pelabuhan Bengkulu sekarang
Melabero :
nama kelurahan yang asalnya dari Benteng Malborough
Sumur Madam :
Sebuah sumur umum yang dulunya milik seorang Madam bangsa Inggris. Madam sendiri sempat menjadi kata sapaan kehormatan bagi wanita bangsawan pribumi Bengkulu.
(Tempat-tempat tersebut semuanya berada di dalam kawasan kota Kota Bengkulu hari ini)

Pada akhirnya, tak bisa dilupakan adalah bunga raksasa Rafflesia Arnoldi. Bunga yang sekarang menjadi lambang Provinsi Bengkulu, yang didedikasikan Dr. Arnold kepada Sir Thomas S. Raffles, Gubernur Jenderal East Indian Company (EIC) di Bengkulu. Bunga ini ditemukan oleh Dr. Arnold, seorang botanis kebangsaan Inggris, saat melakukan ekspedisi ke wilayah Pasemah Ulu Manna di Bengkulu Selatan. Oleh masyarakat setempat bunga itu sendiri bernama Petimun Sikinlili, sementara di masyarakat Rejang bunga ini bernama Ibeun Sekedei, yang arti kedua nama itu adalah "tempat sirih setan".

image.png
Rafflesia Arnoldi
padma raksasa kebangggan Bengkulu
Source

Nah, kunjungilah Bengkulu, kota yang pernah dijuluki New England

H2
H3
H4
3 columns
2 columns
1 column
Join the conversation now