Memahami potensi teknologi blockchain yang sudah dijelaskan pada postingan saya sebelumnya tentang potensi teknologi blockchain, sekarang mungkin kamu bertanya-tanya, perlukah teknologi ini diterapkan di Indonesia juga?
Seperti yang kita tahu, jika melihat antusiasme masyarakat terhadap bitcoin, ketertarikan masyarakat Indonesia terhadap blockchain memang cukup tinggi. Tetapi implementasinya cukup sulit karena belum adanya regulasi yang mengatur tentang implementasi blockchain di Indonesia.
Hm... kira-kira perlukah teknologi ini diterapkan di Indonesia?
Pengaruh yang Besar terhadap Ekonomi Masyarakat
Jika pada zaman dahulu, seseorang harus berkirim surat melalui kantor pos untuk berkomunikasi dengan kerabat yang dipisahkan oleh jarak, dengan adanya internet, kita bisa berbicara bertatap muka menggunakan aplikasi video call seperti Skype dan lain sebagainya.
Hal ini pulalah yang akan terjadi jika bank konvensional menerapkan teknologi blockchain. Transfer ke rekening di luar negeri menjadi lebih mudah dan tidak memakan banyak biaya jika dibandingkan dengan sistem yang berlaku sekarang. Tidak hanya transaksi uang saja, transaksi lainnya seperti investasi properti, barang, hingga jasa juga bisa lebih mudah terekam dengan teknologi blockchain.
Transparansi karena Sistem yang Terdesentralisasi
Sistem yang terdesentralisasi pada teknologi blockchain juga memungkinkan transparansi, yang selama ini sulit masyarakat jangkau. Terutama berkaitan dengan data pajak, penghitungan suara pemilu, dan data-data publik lainnya.
Salah satu negara yang telah menerapkan teknologi blockchain dalam pemilu adalah Sierra Leone, yang menerapkan teknologi ini pada pemilu 7 Maret 2018. Karena transparansi ini, seluruh elemen masyarakat mengawasi pemerintah.
Selain itu, sifat data yang tidak dapat diubah setelah transaksi selesai juga mencegah terjadinya manipulasi data.
Nah, itulah sekilas gambaran jika teknologi blockchain diterapkan di Indonesia. Banyak manfaat yang ditawarkan, tetapi tentu saja pemanfaatannya akan membawa perubahan yang tidak kecil dan masyarakat, baik perubahan yang bersifat positif maupun negatif.
Satu pertanyaan besar jika suatu saat nanti teknologi ini benar-benar diterapkan, siapkah sumber daya manusia kita dalam menerima dan menjalankan implementasi teknologi ini? Bagaimana menurut kamu?
Jangan Lupa Bahagia
