Harga Steem & SBD Rendah, Menabunglah!

image

Awwalu kalam, saya mengajak para Steemian sekalian untuk bercermin dari dua kejadian penting yang terjadi belasan tahun silam di Aceh Selatan. Harga pala saat itu naik tinggi, orang-orang seketika berpaling profesi. Hampir semua ke rimba, membuka lahan bertani pala. Termotivasi dengan kekayaan yang sudah didapatkan oleh petani-petani pala sebelumnya. Teriming-imingi harga di pasar sehingga (seakan-akan nantinya) bisa menjamin kehidupan mereka di masa depan.

Pala tumbuh lama, bisa dipanen bertahun setelah ditanam. Tak dinyana pelan-pelan harga pala di pasar lunglai. Semakin jatuh, semakin landai. Petani pala yang menanam ketika harga tinggi, baru bisa memanen ketika harganya tak lagi seberapa. Hari ini mereka tidak lagi berani terlalu menggantungkan harapan di kebun pala semata. Maka rata-rata dari mereka sekarang lebih memilih mengalihkan kembali pekerjaannya.

Kejadian tersebut terjadi juga di Steemit, ketika harga Steem dan SBD tinggi, Steemit mulai menjadi primadona. Terlirik dan mulailah banyak orang menggunakannya. Geloranya melambung tinggi, penuh gairah. Namun pelan-pelan harga di pasar melemah. Bahkan hampir tiarap di tanah. Para petani postingan yang mulai membuka lahan di Steemit pada saat harga mahal terbagi pula: ada yang aktif tapi jarang posting, ada yang masih rajin posting tanpa terlalu peduli harga, ada yang berpaling seperti seorang gadis yang kecewa sebab lelaki yang dipilihnya tidak seperti yang diharapkan semula.
image

Kejadian kedua di Aceh Selatan adalah pada musim murah cabai. Tidak ada petani yang peduli. Seorang lelaki putus asa, ayahnya Saiful, teman saya, membuka lahan untuk bertani cabai. Seminggu sebelum panen, tidak ada gejala baik sedikit pun di pasar. Tanpa harapan tinggi, beliau memanggil beberapa anak muda pengangguran untuk membantu memanen. Hari panen pertama, rumah kecilnya dipenuhi tumpukan besar cabai. Besoknya, harga di pasar melonjak. Sangat tinggi. Kehendak Allah memang tak bisa dijangkau dengan logika manusia lata ini.

Sebagai Steemian yang membuka lahan sebelum harga berada di titik tertinggi, saya memilih tidak begitu peduli. Menurut saya, urusan saya hanya posting dan terus seperti itu. Tetap bersemangat seperti dulu itu penting bagi saya. Saya anggap wallet itu tabungan. Saya harus menambah isinya meski hanya sejumlah tak seberapa besar.
image

Sebab harga pasar tak dapat diduga. Jika hari ini saya berhenti, tabungan saya di wallet tidak akan bertambah lagi. Sebaliknya jika tabungan saya bertambah, mana tahu harga suatu waktu melonjak, isi wallet saya sudah banyak tentu akan membuat saya sangat bahagia. Beberapa teman saya telah gugur, saya tidak. Steemit saya anggap ruang berkarya dan bekerja Tidak ada kata berhenti untuk keduanya.
image

H2
H3
H4
3 columns
2 columns
1 column
Join the conversation now