Ide membangun Konveksi

Saya tidak pernah bercita-cita menjadi pengusaha konveksi, karena memang latar belakang pendidikan saya tidak sejalur dengan usaha yang saya lakoni saat ini yaitu Konveksi. Pendidikan sarjana saya selesaikan di Jurusan Tarbiyah Bahasa Inggris STAIN Malikussaleh Lhokseumawe atau IAIN Malikussaleh saat ini.

Perjalanan menjadi seorang pengusaha konveksi di Jakarta awalnya hanya karena tuntutan ekonomi serta melihat peluang yang begitu besar dalam bisnis konveksi. Coba teman-teman bayangkan, hampir semua lembaga-lembaga dari daerah sampai ke tingkat pusat membutuhkan seragam. Belum lagi denga komunitas-komunitas kecil yang mencetak seraham untuk memeriahkan acara mereka masing-masing.

Untuk tingkat satu kabupaten/kota saja kita bisa melihat bagaimana kebutuhan baju olah raga dari TK sampai dengan tingkat SMA , belum lagi dengan kebutuhan seragam atau almamater kampus, baju praktek, baju seragam bem di masing-masing Fakultas hingga baju seraham Organisasi kepumudaan seperti HMI, KNPI, Pemuda Pancasila dan partai Politik. Kalau musim pemilu mungkin pengusaha konveksi bisa dibajiri dengan jutaan seragam partai dan umbul-umbul partai.

Jadi kebayang kan teman-teman mengapa saya mulai merintis usaha yang bergerak dibidang konveksi sambil menjalani kuliah saya di pasca sarjana Universitas Indonesia. Alhamdulillah saat pemilu kemarin saya juga mendapatkan manfaat dari pesta demokrasi di beberapa daerah.

Saya pernah berfikir untuk membuka perwakilan konveksi di Aceh, sayangnya bahan seragam sulit didapatkan di Aceh. Beberapa pegiat konveksi yang sudah membangun usahanya di Aceh harus memesan bahannya terlebih dahulu di Jakarta atau di medan. Jadi membutuhkan waktu dan biaya yang besar untuk membuat sebuah seragam hingga kadang-kandang harganya relatif mahal dibandingkan dengan harga yang ada di Jakarta.

Inilah salah satu contoh Jaket hasil dari Konveksi kami di Jakarta.

IMG_0033.JPGIMG_0032.JPG

H2
H3
H4
3 columns
2 columns
1 column
Join the conversation now
Logo
Center